Berita Internasional

Drama Baru Donald Trump: Pertemuan dengan Putin di Budapest Mendadak Dibatalkan

Donald Trump secara mengejutkan mengumumkan pembatalan pertemuan yang telah lama dinantikan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Editor: Wawan Akuba
FOTO WHITE HOUSE
PENJAMUAN -- Presiden AS Donald Trump menjamu Kepala NATO Mark Rutte di Ruang Oval pada Rabu, 22 Oktober 2025. 

“Saya pikir mereka ingin damai. Kedua belah pihak ingin damai,” ujarnya.

“Sekarang saatnya membuat kesepakatan. Terlalu banyak nyawa yang hilang.”

Ia juga menegaskan keyakinannya bahwa perang tersebut “tidak akan pernah terjadi” jika dirinya sudah menjadi presiden lebih awal.

Dinamika ini terjadi bersamaan dengan kunjungan resmi Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, ke Gedung Putih.

Rutte, yang dikenal sebagai salah satu pemimpin Eropa paling berpengaruh di mata Washington, datang tepat setelah pembatalan pertemuan Budapest.

Momen tersebut dimanfaatkan Rutte untuk memberikan pujian terbuka kepada Trump, menyebut keberhasilannya dalam mendorong perdamaian di Timur Tengah sebagai “pencapaian luar biasa.”

Ia juga menilai kepemimpinan Trump telah “menghidupkan kembali” semangat aliansi NATO.

Rutte bahkan menyebut Trump sebagai “jembatan penting menuju Moskow.”

“Pada bulan Februari, Presiden Trump mulai membuka dialog langsung dengan Presiden Putin. Dan saya pikir hanya dia yang bisa membuka jalur komunikasi itu,” ujarnya.

Terkait isu perdamaian, Rutte menegaskan tidak ada rencana diplomatik kompleks di meja perundingan, melainkan hanya satu tujuan sederhana yang pernah diungkapkan Trump usai bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

“Tidak ada rencana damai di atas meja,” tegas Rutte.

“Kalau pun ada, itu seperti yang dikatakan presiden pekan lalu ‘berhenti di tempatmu, hentikan pertempuran sekarang juga.’”

Salah satu isu paling sensitif muncul setelah pertemuan Trump dengan Zelenskyy minggu lalu, yakni permintaan Ukraina agar AS mengirimkan rudal jelajah jarak jauh Tomahawk.

Trump menolak permintaan itu dengan alasan kompleksitas sistem senjata tersebut.

“Masalah dengan Tomahawk yang banyak orang tidak tahu adalah butuh minimal enam bulan, bahkan setahun, untuk belajar mengoperasikannya,” jelas Trump.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved