Lebih lanjut, ia juga menyoroti lokasi Lapas yang berada di kawasan rawan banjir.
Hal ini menjadi tantangan tambahan selain persoalan kelebihan kapasitas.
Situasi tersebut turut disampaikan langsung kepada Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Silmy Karim, saat kunjungan kerja ke Gorontalo pada akhir Juni lalu.
Meski menghadapi keterbatasan, Sulistyo menegaskan bahwa pihaknya tetap menjaga kondisi Lapas agar tetap layak huni, khususnya dalam hal kebersihan dan sanitasi.
"Setiap hari ada yang mengeluh sakit kita berikan layanan kesehatan," ujarnya.
Kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo telah terjalin untuk mendukung sanitasi, sementara untuk layanan medis, Lapas telah memiliki klinik pratama dan bermitra dengan RS Aloe Saboe serta BPJS Kesehatan untuk penanganan lanjutan.
Selain fasilitas dasar, penghuni Lapas juga diberikan ruang aktivitas seperti olahraga dan pembinaan keterampilan.
Meskipun fasilitas olahraga terbatas, aktivitas seperti voli, futsal, dan badminton tetap digelar secara rutin.
Sementara itu, pengembangan keterampilan diberikan melalui pelatihan menjahit dan pengelasan.
Dengan jumlah penghuni yang terus bertambah, Sulistyo berharap ada perhatian serius dari pemerintah pusat maupun daerah agar kapasitas dan fasilitas Lapas dapat segera ditingkatkan sesuai dengan beban yang dihadapi. (*/Jian)