Dalam situasi bencana atau krisis (topan, banjir), mi instan sering menjadi bagian utama paket bantuan pemerintah karena tahan lama dan mudah didistribusikan. Hal ini membuat masyarakat akrab dengan mi sebagai makanan darurat.
8. Korea Selatan – 4,09 Miliar Porsi
Korea Selatan memiliki konsumsi mi instan per kapita tertinggi di dunia. Ini lantaran mi instan (ramyeon) sudah menjadi bagian penting dalam kuliner Korea sejak 1960-an.
Hampir setiap rumah memiliki stok ramyeon karena dianggap makanan darurat sekaligus comfort food atau makanan sehari-hari di dalam negeri
Mi instan terutama ramen juga sering muncul di drama dan film Korea, membuatnya semakin populer.
Tak seperti mi pada umumnya, Produsen Korea menawarkan banyak varian rasa pedas dan kuah kaya bumbu yang sesuai dengan lidah lokal.
Inovasi seperti tteokbokki ramyeon atau ramyeon keju membuat konsumsi mi selalu variatif dan tidak membosankan.
9. Thailand – 4,08 Miliar Porsi
Thailand adalah salah satu produsen mi instan utama dunia dengan merek terkenal seperti Mama, Wai Wai, dan Yum Yum.
Produk-produk ini diproduksi massal dengan varian rasa khas Thailand, seperti tom yum dan kari hijau, sehingga menarik minat konsumen lokal.
Di kota-kota besar seperti Bangkok, ritme kerja cepat membuat makanan instan jadi pilihan praktis. Mi instan populer di kalangan pekerja, mahasiswa, dan keluarga muda karena cepat disiapkan.
Selain itu Thailand dikenal sebagai pusat kuliner jalanan. Banyak menu street food berbasis mi, seperti pad thai dan boat noodles. Kebiasaan makan di luar rumah dengan porsi cepat saji membuat konsumsi mi tetap tinggi.
Terlebih mi instan lokal menyesuaikan cita rasa ini, membuatnya sesuai dengan selera masyarakat dan memperkuat kebiasaan konsumsi.
10. Nigeria – 3,00 Miliar Porsi
Nigeria menjadi pemain baru di daftar 10 besar mi instan di Nigeria relatif murah dibanding makanan lain, khususnya harga beras dan gandum di Nigeria kadang fluktuatif.
Sehingga mi instan menjadi alternatif pengganti makanan pokok karena murah, cepat dimasak, dan mengenyangkan. Ini membuatnya populer di berbagai lapisan sosial.
Merek lokal seperti Indomi Nigeria mendominasi pasar sejak masuk pada awal 1990-an melalui Dufil Prima Foods.
Produsen menyesuaikan rasa dengan selera masyarakat, menghadirkan varian seperti Chicken Pepper Soup dan Jollof Chicken yang terinspirasi hidangan khas Afrika Barat.
Inovasi ini membuat mi instan terasa seperti makanan tradisional, bukan sekadar produk impor menjadikannya bagian penting pola makan sehari-hari.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com