Ini karena adalah bagian penting dari budaya kuliner Tiongkok sejak lebih dari 4.000 tahun lalu dengan jenis mi yang bervariasi, dari mi gandum di utara hingga mi beras di selatan.
Di banyak daerah, mi bahkan dianggap simbol panjang umur dan keberuntungan. Kebiasaan ini membuat mi menjadi makanan pokok selain nasi.
Terlebih harganya yang terjangkau serta distribusi luas membuat mi instan jadi pilihan utama masyarakat urban dan pedesaan.
Adapun produk lokal seperti Master Kong dan Uni-President memimpin pasar dengan inovasi rasa regional.
2. Indonesia – 14,68 Miliar Porsi
Indonesia berada di peringkat kedua karena populasi besar (275 juta) dan kuatnya merek lokal seperti Indomi dan mi Sedaap yang merajai pasar domestik dan ekspor.
Mi pertama kali masuk ke Nusantara melalui pedagang Tiongkok pada abad ke-13 hingga ke-15, terutama di daerah pelabuhan seperti Batavia, Medan, Palembang, dan Surabaya.
Mereka membawa teknik membuat lamian (mi tarik) dan bakmi (mi gandum).
Seiring waktu, mi Tiongkok beradaptasi dengan bahan dan bumbu lokal.
Contohnya, bakmi Jawa menggunakan campuran bumbu Nusantara dan dimasak dengan sentuhan khas Jawa.
Dari sini lahirlah beragam variasi mi dengan cita rasa Indonesia. Faktor harga murah dan mudah dipadukan dengan lauk membuatnya jadi makanan harian.
3. India – 8,32 Miliar Porsi
Lonjakan konsumsi India didorong oleh urbanisasi cepat, populasi muda, dan merek populer seperti Maggi.
Mi instan di India sering diposisikan sebagai camilan keluarga murah, sementara pertumbuhan pasar dipicu gaya hidup serba cepat dan keterjangkauan dibanding makanan siap saji lain.
Untuk memikat pelanggan produsen mi di India menyesuaikan rasa dengan bumbu khas India seperti masala, kari, dan rempah pedas.
Urbanisasi pesat di India meningkatkan permintaan makanan cepat saji. Mi instan dipandang praktis untuk mahasiswa, pekerja, dan keluarga muda di perkotaan.
Selain itu harganya yang murah membuatnya jadi alternatif makanan pengganti nasi atau roti, seperti Maggi (Nestlé), yang dijual terjangkau sehingga bisa dibeli oleh semua kalangan, termasuk masyarakat pedesaan.