Sementara itu, hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak Bulog terkait gejolak harga beras tersebut.
Namun sebelumnya, Kepala Bulog Gorontalo, La Ode Ngkalusa menyebutkan bahwa pihaknya masih memiliki stok cadangan beras yang cukup signifikan.
"Stok kami yang ada di Provinsi Gorontalo itu 6.500 ton beras, sementara untuk penyaluran bantuan pangan oleh pemerintah sebesar 2.325,52 ton," ungkap La Ode saat Pelepasan Distribusi Bantuan Pangan Beras di Rudis Gubernur Gorontalo, Rabu (16/7/2025).
Dengan begitu, masih ada sekitar 4.200 ton beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang disiapkan untuk didistribusikan melalui empat jalur utama.
"Stok itu nanti bakal digunakan untuk kegiatan stabilitas pasokan dan harga pangan," ujarnya.
Ia menjelaskan, distribusi beras SPHP akan dilakukan melalui empat jalur yang telah ditentukan.
"Satu melalui gerakan pangan murah, melalui Kopdes Merah Putih, melalui pedagang dan pengecer di pasaran, dan melalui kios pangan binaan Dinas Pangan," jelas La Ode.
Harga beras di Pasar Sentral Kota Gorontalo terus merangkak naik hingga menembus Rp800 ribu per koli atau karung.
Kenaikan harga yang signifikan ini mulai dirasakan para pedagang sejak beberapa bulan terakhir.
Non Abdullah, pedagang beras asal Kelurahan Ipilo, Kecamatan Kota Timur, mengaku harga beras yang ia ambil dari distributor awalnya hanya Rp600 ribu per koli.
Namun perlahan naik menjadi Rp650 ribu, lalu Rp660 ribu, hingga kini mencapai Rp780 ribu per koli.
“Sekarang harga pengambilan sudah Rp780 ribu, jadi kita jual Rp800 ribu,” kata Non kepada Tribun Gorontalo, Selasa (22/7/2025).
Untuk jenis beras tertentu, seperti Pandan Wangi, harganya kini tembus Rp16 ribu per kilogram atau Rp14 ribu per liter.
Sementara untuk beras Membramo, harganya Rp14 ribu per kilogram atau Rp12 ribu per liter.
Baca juga: Oknum Perawat Gorontalo Minta Uang Rp300 Ribu ke Pasien BPJS, Kapus Minta Maaf dan Kembalikan Duit
“Kalau kualitasnya bagus, harganya juga naik,” tambahnya.