TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Festival Pesona Danau Limboto (FPDL) 2024 digadang-gadang akan menjadi salah satu dari 10 besar Kharisma Event Nusantara (KEN).
Keyakinan ini diutarakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno pada Minggu, 23 April 2024.
Sandiaga Uno menegaskan bahwa masuknya FPDL ke dalam Top 10 KEN merupakan kewenangan kurator Kemenparekraf sebagai tim penilai.
Meski demikian, ia menyatakan keyakinannya bahwa FPDL memiliki potensi besar untuk mencapai prestasi tersebut.
Baca juga: Hapus Sekolah Favorit di Gorontalo, Orangtua Dipaksa Ikut Sistem Zonasi
"FPDL punya potensi besar, terutama saat kita lihat tarian kolosalnya. Banyak edukasi yang bisa kita dapatkan dari sini," ujar Sandiaga kepada TribunGorontalo.com.
Tarian kolosal yang ditampilkan saat pembukaan FPDL menceritakan sejarah dan asal muasal Danau Limboto.
Sandiaga mengungkapkan bahwa momen yang paling berkesan baginya adalah perjanjian perdamaian kerajaan saat itu.
"Saya sangat terkesan dengan perjanjian perdamaian kerajaan saat itu," tambahnya.
Lebih lanjut, Sandiaga mengungkapkan rencananya untuk membangun tugu atau patung di kawasan Danau Limboto sebagai monumen perjanjian dan perdamaian sejarah Danau Limboto sebelum ia mengakhiri masa jabatannya.
"Perjanjian sumpah untuk tidak saling menganiaya itu layak diangkat menjadi kearifan lokal yang menginspirasi bangsa," tutupnya.
Harapan FPDL 2024 masuk dalam Top 10 KEN juga telah diungkapkan oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Gorontalo, Rita Idrus, dalam sebuah podcast di TribunGorontalo.com pada Jumat, 21 Juni 2024.
Rita menyebutkan bahwa sejak ia menjabat sebagai Kadis Pariwisata pada 2022, FPDL telah tiga kali berturut-turut masuk dalam KEN.
Baca juga: Satu Camat di Boalemo Gorontalo Pegang 2 Wilayah, Warga Kesulitan Urus Tanda Tangan, Ancam Boikot!
“Sebelumnya FPDL pernah dua kali masuk KEN, dan sekali keluar,” ujar Rita.
Ia menambahkan bahwa pada tahun 2023, pihaknya berharap tahun 2024 ini, FPDL bisa masuk dalam 10 besar.
Namun, karena banyaknya persaingan dengan festival lainnya se-Indonesia, harapan itu belum terwujud.