PEMPROV GORONTALO

Puasa Senin-Kamis: Infrastruktur Etik dalam Pemerintahan Gusnar Ismail

DALAM tradisi Islam, puasa memiliki kedudukan istimewa sekaligus kedalaman makna. Ia adalah ibadah yang privat, ibadah hati, yang hanya Allah

Editor: Wawan Akuba
PEMPROV GORONTALO
BUKA PUASA -- Tampak Gusnar Ismail berdiri di depan jemaah masjid. 

Penulis: Dr. Alvian Mato, S.Pd.I., SH., M.Pd.I, Tim Komunikasi Pemerintah Provinsi Gorontalo

**Advertorial

DALAM tradisi Islam, puasa memiliki kedudukan istimewa sekaligus kedalaman makna. Ia adalah ibadah yang privat, ibadah hati, yang hanya Allah dan hamba-Nya mengetahui keaslian niatnya.

Puasa disebut sebagai amal perisai, sebab ia menjaga dan memitigasi diri dari kecenderungan berbuat jahat, sekaligus menjadi mekanisme pengendalian diri dan penjernihan hati.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Abu Hurairah:

"Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya."

Kesadaran inilah yang menjelma dalam kepemimpinan Gusnar Ismail semasa menjabat sebagai Gubernur Gorontalo. Ia menanamkan self-leadership, kepemimpinan atas dirinya sendiri, dengan menjadikan puasa Senin dan Kamis sebagai disiplin pribadi.

Gusnar memiliki keyakinan bahwa kepemimpinan bukan hanya perkara diawasi penegak hukum atau masyarakat, tetapi juga diaudit langsung oleh Sang Pencipta.

Maka, ia melibatkan konektivitas spiritual itu dalam setiap aspek kepemimpinannya.

Kesadaran ini mencegah lahirnya kebijakan-kebijakan yang menyimpang, dan menuntunnya untuk berorientasi pada kemaslahatan masyarakat.

Bagi para pegawai di lingkungannya, Gusnar menjadi teladan. Ia bukan hanya pemimpin administratif, tetapi juga pengayom sekaligus sumber motivasi untuk berbuat baik.

Puasa baginya adalah mitigasi dan perisai: mencegah kecenderungan berbuat buruk, sekaligus menyalurkan energi spiritual untuk berkhidmat kepada rakyat Gorontalo.

Rasulullah SAW menegaskan dalam hadis riwayat Bukhari-Muslim:

"Puasa itu perisai. Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah berkata kotor atau berteriak-teriak. Jika ada orang yang mencacinya atau memeranginya, hendaklah ia berkata: Sesungguhnya aku sedang berpuasa."

Dengan demikian, puasa Senin-Kamis dapat diibaratkan sebagai instrumen ketahanan diri, layaknya benteng yang menjaga integritas rohani dan jasmani.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved