Pengguna Android Dilarang Akses Internet
10 Juta Pengguna Android Dilarang Akses Internet Selama Beberapa Waktu Kedepan, Ini Kata FBI
10 Juta pengguna android dilarang untuk mengakses internet dalam beberapa waktu kedepan. Ini kata FBI
TRIBUNGORONTALO.COM -- 10 Juta pengguna android dilarang untuk mengakses internet dalam beberapa waktu kedepan.
Pasalnya baru-baru ini terindikasi adanya malware yang masuk ke perangkat tekonologi yang dapat menyebabkan data kamu bocor.
Malware ini menyusup melalui perangkat murah yang dijual secara online dan aplikasi bajakan yang diunduh di luar Play Store.
Dilansir dari Kompas.com, peringatan ini dikeluarkan setelah Federal Bureau of Investigation (FBI) menemukan adanya serangan malware berbahaya bernama BadBox 2.0.
FBI merupakan badan penegak hukum utama di Amerika Serikat yang bertugas menangani kejahatan federal, intelijen dalam negeri, dan keamanan nasional yang didirikan pada 26 Juli 1908 dengan tugas salah satunya menangani peretasan, pencurian data dan ancaman digital.
Sedangakan Malware sendiri merupakan jenis perangkat lunak (software) berbahaya yang bisa merusak komputer, mencuri data, hingga mengambil alih kendali perangkat tanpa sepengetahuan pengguna.
BadBox 2.0 adalah versi terbaru dari malware berbahaya yang dirancang untuk:
- Mengambil alih kontrol penuh perangkat Android
- Mencuri data pribadi dan kredensial login
- Mengakses kamera dan mikrofon diam-diam
- Mengubah perangkat menjadi bagian dari botnet global
Dalam peringatan keamanan siber bernomor I-060525-PSA, FBI menyatakan bahwa serangan malware BadBox 2.0 telah menginfeksi setidaknya 10 juta perangkat Android yang tersebar di berbagai negara.
Dari total tersebut, BadBox 2.0 dilaporkan tidak hanya menyasar jenis perangkat ponsel, tapi juga perangkat pintar (smart device) yang terhubung ke jaringan rumah.
Beberapa contohnya seperti smart TV, tablet, TV box, atau perangkat IoT lain.
Menurut penjelasan FBI, sebagian besar perangkat yang menjadi sasaran serangan BadBox 2.0 adalah perangkat murah yang diproduksi di China.
Perangkat tersebut konon tidak memiliki sertifikasi resmi, sehingga lebih rentan terkena serangan siber.
Tim Threat Intelligence Lat61 Point Wild berhasil merekayasa bagaimana rantai infeksi BadBox 2.0 menyerang perangkat Android pengguna.
Dari analisis mereka, proses penyebaran BadBox 2.0 dilakukan sejak dari awal produksi dilakukan.
"Malware berbasis Android ini sudah terpasang sebelumnya di firmware perangkat IoT murah, TV pintar, TV box, dan tablet, bahkan sebelum perangkat tersebut keluar dari pabrik," ujar Kiran Gaikwad dari tim LAT61, dikutip KompasTekno dari Forbes, Sabtu (2/8/2025).
Perkiraan lainnya, peretas juga bisa memasukkan malware lewat pembaruan perangkat lunak (software) "palsu" yang biasanya terjadi saat pengguna pertama kali menginstal perangkat.
Menurut Gaikwad, malware BadBox 2.0 secara diam-diam akan mengubah perangkat yang terinfeksi menjadi node proxy residensial.
Sederhananya, node ini berfungsi sebagai perantara untuk menyembunyikan alamat IP asli peretas, sehingga segala aktivitas mereka tampak dijalankan oleh si pengguna asli.
Dengan cara ini, peretas bisa menjalankan aksinya tanpa khawatir terdeteksi sistem.
Mereka bisa melakukan berbagai kejahatan siber, mulai dari penipuan klik (click fraud), penjebakan kredensial, dan perutean perintah dan kontrol (C2) rahasia.
"Malware ini diam-diam mengubahnya menjadi node proksi residensial untuk operasi kriminal seperti penipuan klik, penjebakan kredensial, dan perutean perintah dan kontrol (C2) rahasia," jelas Gaikwad.
Akibatnya FBI meminta pengguna segera memutus akses internet pada perangkat terinfeksi karena:
- Malware aktif saat perangkat tersambung ke jaringan
- Data dapat langsung dikirim ke server hacker secara real time
- Aktivitas pengguna bisa dimata-matai dan disalahgunakan
Langkah Google
Melihat serangan BadBox 2.0, Google mengambil langkah cepat dengan memperbarui fitur keamanan yang terintegrasi di OS Android mereka, Google Play Protect.
Pembaruan ini dilakukan supaya sistem Android bisa secara otomatis mendeteksi dan memblokir aplikasi atau software yang terhubung dengan malware tersebut.
Dengan begitu, perangkat pengguna bisa lebih terlindungi dari infeksi serupa.
Di luar upaya pembaruan sistem, Google juga mengambil langkah tegas melalui jalur hukum.
Pada Kamis (17/7/2025), perusahaan tersebut dilaporkan telah mengajukan gugatan secara resmi ke pengadilan federal New York.
Untuk diketahui, dalam operasi penghentian serangan malware BadBox 2.0, Google bekerja sama dengan beberapa lembaga besar, meliputi FBI, Human Security, TrendMicro, dan Shadowserver Foundation.
CEO Human Security, Stu Solomon mengapresiasi langkah tegas Google dengan mengatakan bahwa penindakan ini menandai langkah penting dalam upaya melawan operasi penipuan siber yang semakin canggih.
Tanda-tanda malware BadBox 2.0
Untuk mencegah penyebaran BadBox 2.0 semakin meluas, FBI mengimbau agar pengguna Android bisa mengenali tanda-tanda perangkat yang sudah terinfeksi malware.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Pertama yaitu saat perangkat Android, baik ponsel maupun IoT, meminta pengguna menonaktifkan layanan keamanan Google Play Protect.
Selain itu, pengguna juga harus curiga apabila perangkat Android mereka diklaim bisa mengakses semua konten streaming premium secara gratis.
Perangkat dengan klaim seperti ini umumnya tidak resmi dan berisiko sudah ditanam malware sejak awal.
Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu ketika perangkat Android dibuat dari merek tidak dikenal alias asing di pasaran.
Risiko disusupi malware-nya semakin tinggi apabila saat pemasangan, perangkat mengharuskan pengguna mengunduh aplikasi dari toko aplikasi di luar Google Play Store.
Tanda yang terakhir yaitu ketika pengguna melihat ada lalu lintas internet yang tidak wajar pada perangkat.
Misalnya, ketika pengguna tidak pernah menjalankan aplikasi A, tapi tiba-tiba ada notifikasi penggunaan di aplikasi tersebut.
Ataupun bisa jadi perangkat kamu tiba-tiba muncul iklan atau aplikasi asing, baterai cepat habis dan perangkat melambat, aktivitas jaringan tinggi tanpa sebab hingga kamrea/mikrofon aktif sendiri.
Imbauan FBI untuk Pengguna Android:
Nah, jika pengguna menemukan tanda-tanda tersebut di perangkat Android kalian, FBI menyarankan untuk segera memutuskan koneksi internet perangkat.
Selain itu, reset pabrik adalah hal yang bisa dilakukan.
Lalu hapus semua aplikasi yang mencurigakan dan hindari instal APK dari luar Google Play.
Serta lindungi perangkat kamu dengan menggunakan antivirus resmi dan update sistem keamanan.
Hal ini dilakukan agar mencegah infeksi serangan meluas dan meminimalisir potensi penyalahgunaan perangkat. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Ramalan Zodiak Cancer, Leo, Virgo Hari Ini 5 Agustus 2025: Cinta, Kesehatan, Karier, Keuangan |
![]() |
---|
Ramalan Zodiak Aries, Tauris. Gemini Hari Ini 5 Agustus 2025: Cinta, Kesehatan, Karier, Keuangan |
![]() |
---|
Daftar Wilayah di Gorontalo Alami Pemadaman Listrik Besok Selasa 5 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Gempa Magnitudo 4,5 Guncang Barat Laut Amurang, Warga Kotamobagu hingga Manado Rasakan Getaran |
![]() |
---|
TASPEN Klarifikasi Soal Gaji Pensiunan: Tak Hanya Lewat Kantor Pos, 44 Mitra Bayar Tetap Aktif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.