Lipsus Harga Beras

Harga Beras di Gorontalo Tembus Rp 17 Ribu per Kg dan Rp 820 Ribu per Koli, Warga Resah

Harga beras di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo terus merangkak naik dalam beberapa bulan terakhir.

|
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Jefri Potabuga, TribunGorontalo.com.
HARGA BERAS–Potret beras medium yang berisi dalam karung, Rabu (23/7/2025). Sumber Foto: TribunGorontalo.com/Jefri Potabuga. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo — Harga beras di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo terus merangkak naik dalam beberapa bulan terakhir.

Di pasaran, harga beras medium dan premium kini fluktuatif, bahkan tembus hingga Rp 17 ribu per kilogram dan Rp 820 ribu per koli atau per 50 Kg. 

Kondisi ini membuat warga mulai mengeluhkan beban harga kebutuhan pokok yang makin berat.

Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Pendistribusian Kota Gorontalo, Haryono Soeronoto, menjelaskan tren naik-turun harga beras di Kota Gorontalo disebabkan oleh faktor pasokan dan permintaan yang belum stabil.

“Harga beras saat ini fluktuatif ya, berada kisaran antara Rp 15 ribu sampai Rp 16 ribu per kilogramnya,” ujar Haryono saat ditemui Tribun Gorontalo, Rabu (23/7/2025).

Di Kota Gorontalo, harga beras medium berada di kisaran Rp 15 ribu per kilogram, sedangkan beras premium bisa mencapai Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu per kilogram.

Menurut Haryono, tren fluktuatif ini terjadi karena pasokan beras yang belum terdistribusi secara merata ke daerah.

“Karena kita tahu bersama, secara nasional itu kelangkaan beras khususnya premium tidak hanya terjadi di Gorontalo tapi semua daerah. Ini karena faktor pasokan dari penyedia yang belum didistribusikan ke daerah,” jelasnya.

Untuk menekan harga agar tetap stabil, Disperindag Kota Gorontalo bekerja sama dengan Bulog melalui penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).

Selain itu, bantuan pangan berupa beras juga disalurkan ke kelurahan-kelurahan di Kota Gorontalo.

“Kami juga bersama Bulog menyalurkan bantuan pangan berupa beras di kelurahan-kelurahan di Kota Gorontalo,” katanya.

Langkah penyaluran ini dinilai cukup efektif, meski harga beras premium masih berada di angka Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kilogram.

Padahal, menurut Haryono, biasanya kenaikan harga hanya di angka Rp 14 ribu per kilogram.

“Sekarang harga beras khususnya premium berada di kisaran Rp 15 ribu per kilogram, artinya itu sudah berada di harga head,” tegasnya.

Selain penyaluran beras, pihaknya juga rutin menggelar operasi pasar di distributor dan pengecer untuk menjaga rantai pasokan serta mencegah penimbunan dan kecurangan harga.

“Jadi kami melaksanakan pengawasan di distributor-distributor. Selain itu kita juga melakukan operasi pasar di pengecer-pengecer,” bebernya.

Untuk program jangka panjang, Disperindag Kota Gorontalo juga berkolaborasi dengan Dinas Pangan dan Dinas Pertanian.

“Karena dinas-dinas ini berhadapan langsung dengan para distributor-distributor, jadi kami kerja sama dengan kedua dinas tersebut untuk memastikan beras tersedia dengan jumlah yang aman,” pungkasnya.

Sementara itu di Kabupaten Gorontalo, harga beras juga terus naik drastis. Di Pasar Sentral Limboto, harga beras kini tembus Rp 820 ribu per koli.

Emus Kadir (48), seorang pedagang beras di Pasar Sentral Limboto, mengungkapkan bahwa lonjakan harga ini mulai terasa sejak bulan Juni 2025.

“Harga beras sekarang di Limboto Kabupaten Gorontalo ini tembus Rp 820 ribu per koli, tapi tergantung dari kualitas beras. Ada juga yang Rp 800 ribu, ada juga yang Rp 750 ribu untuk beras lokal,” ujar Emus saat ditemui TribunGorontalo.com di lapaknya, Selasa (22/7/2025).

Jika dijual eceran, harga beras di Limboto kini berkisar antara Rp 13.500 hingga Rp 14.000 per liter.

Emus menjual berbagai jenis beras seperti ciherang, nurdin, dan beras lokal.

Menurutnya, sebagian besar beras yang dijualnya berasal dari Sulawesi Tengah, sementara sisanya dari petani lokal di Gorontalo.

Namun, ia menilai kualitas beras lokal masih belum bisa bersaing.

“Sebelumnya itu per koli hanya Rp 650 ribu. Sekarang sudah naik jadi Rp 820 ribu. Menurut saya, ini karena panen di Kabupaten Gorontalo masih kurang, dan kualitas beras lokal juga masih di bawah,” jelasnya.

Lonjakan harga ini dikeluhkan warga, terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Eman (57), warga Kelurahan Dunggaluwa, Kecamatan Limboto, berharap pemerintah segera turun tangan.

“Harga beras ini kasihan, sangat mencekik masyarakat ekonomi ke bawah. Harapannya dari pemerintah provinsi dan kabupaten bisa atasi masalah ini dengan cepat,” ujarnya.

Eman menduga kenaikan harga beras dipengaruhi banyak faktor, mulai dari pengelolaan pertanian hingga kondisi cuaca. Ia berharap langkah konkret seperti operasi pasar murah segera dilakukan.

“Sebelum harga bahan pokok naik lebih jauh, pemerintah harus bergerak. Bisa dengan pasar murah atau solusi lain, supaya masyarakat tidak makin terbebani,” tutup Eman.

Masyarakat Gorontalo, baik di kota maupun kabupaten, kini berharap ada langkah cepat dan tepat dari pemerintah untuk menstabilkan harga beras agar tetap terjangkau. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved