Seputar Teknologi

OpenAI Dikabarkan Siap Luncurkan Browser Penantang Chrome, Terintegrasi AI dan Fitur Operator

OpenAI Dikabarkan Siap Luncurkan Browser Penantang Chrome, Terintegrasi AI dan Fitur Operator. Menariknya, browser ini digadang-gadang bakal menjadi

Editor: Wawan Akuba
ILUSTRASI
BROWSER BARU -- OpenAI bakal rilis browser baru meski saat ini, belum ada detail resmi soal nama, fitur lengkap, ataupun tanggal rilis pasti browser OpenAI tersebut. Satu hal yang jelas, kompetisi di pasar browser akan semakin panas — dan Google Chrome tampaknya harus bersiap menghadapi penantang baru yang datang dengan senjata bernama AI. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- OpenAI, perusahaan di balik alat kecerdasan buatan ChatGPT, dikabarkan sedang bersiap meluncurkan peramban web (browser) miliknya sendiri.

Menariknya, browser ini digadang-gadang bakal menjadi pesaing serius bagi Google Chrome, Perplexity, dan sejumlah browser lainnya.

Kabar ini pertama kali dilaporkan Reuters yang mengutip keterangan tiga orang sumber yang mengetahui rencana tersebut.

Browser anyar besutan OpenAI ini kabarnya akan dirilis dalam beberapa pekan mendatang. Bedanya dengan browser konvensional, OpenAI akan menanamkan kecerdasan buatan secara mendalam untuk menghadirkan pengalaman berselancar yang lebih personal.

Baca juga: Gara-gara Musim Hujan, Perumda Tirta Limutu Hentikan Produksi Air Hingga 4 Jam Sehari

Salah satunya melalui fitur percakapan langsung mirip chat, serta agen pintar bernama Operator yang bisa membantu pengguna mengisi formulir secara otomatis atau memesan tempat di restoran.

Dengan kehadiran agen AI ini, pengguna tak lagi harus repot mengklik banyak laman web hanya untuk mencari jawaban atau menyelesaikan tugas digital sehari-hari.

Operator akan menjadi ‘asisten pribadi’ virtual yang dapat mengeksekusi perintah di browser atas nama pengguna.

Namun di balik kemudahan ini, OpenAI juga akan mendapat akses langsung ke lebih banyak data pengguna, faktor penting yang selama ini menjadi senjata utama Google dalam mendominasi pasar melalui Chrome.

Menariknya, browser OpenAI ini dikabarkan dibangun di atas basis kode sumber terbuka milik Google, Chromium, yang juga menjadi fondasi untuk browser populer lainnya seperti Chrome, Microsoft Edge, dan Opera.

Sejauh ini, Google Chrome masih menjadi raja browser global dengan pangsa pasar sekitar 68 persen, menurut data StatCounter.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Boalemo Gorontalo, Pengendara Motor Tewas di Tempat

Safari milik Apple menempati posisi kedua dengan pangsa sekitar 16 persen.

Namun, andai semua pengguna ChatGPT, yang kini berjumlah sekitar 500 juta pengguna mingguan, beralih menggunakan browser OpenAI, dominasi Chrome bisa terancam.

Apalagi, Google saat ini tengah menghadapi tekanan antimonopoli di pengadilan federal AS yang memerintahkan raksasa teknologi itu menjual sebagian bisnis periklanan mereka.

OpenAI menolak memberikan komentar resmi terkait kabar peluncuran browser barunya ini.

Salah satu alasan OpenAI memilih membuat browser penuh, bukan sekadar ekstensi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved