OpenAI Dikabarkan Siap Luncurkan Browser Penantang Chrome, Terintegrasi AI dan Fitur Operator

Ini adalah agar perusahaan punya kontrol lebih besar atas data yang dapat dikumpulkan.

Hal ini penting untuk mengasah kemampuan Operator agar semakin cerdas dan responsif dalam membantu pengguna.

Di satu sisi, kabar ini disambut antusias banyak pengguna teknologi. Sebab, ide browser pintar yang bisa menelusuri internet secara cepat, otomatis mengisi formulir, menjadwalkan janji temu, hingga belanja online hanya lewat instruksi suara atau teks, dinilai bisa memangkas waktu dan tenaga.

Namun di sisi lain, kehadiran browser AI juga memicu perdebatan. Sebagian pihak khawatir teknologi ini justru membuat orang semakin malas berpikir kritis.

Sebuah studi terbaru yang dirilis Microsoft bersama Carnegie Mellon University menemukan bahwa AI berpotensi “menghambat keterlibatan kritis” di tempat kerja.

Para peneliti mengingatkan risiko ketergantungan jangka panjang pada AI yang pada akhirnya bisa membuat individu kehilangan kemampuan memecahkan masalah secara mandiri.

Untuk saat ini, belum ada detail resmi soal nama, fitur lengkap, ataupun tanggal rilis pasti browser OpenAI tersebut.

Satu hal yang jelas, kompetisi di pasar browser akan semakin panas, dan Google Chrome tampaknya harus bersiap menghadapi penantang baru yang datang dengan senjata bernama AI.

(*)