Berita Lingkungan Gorontalo
TPA Talumelito Gorontalo Masih Andalkan Cara 'Kuno' Kelola Sampah, Anggaran Tak Sampai Rp 1 Miliar
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talumelito masih bergantung pada metode lama yang dinilai kurang efisien dalam pengelolaan sampah.
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
Solusi Limbah B3 Lewat Incinerator
Selain TPA umum, Gubernur Gusnar juga meninjau fasilitas pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang berlokasi di Talumelito.
Fasilitas tersebut sudah menggunakan teknologi incinerator, khusus untuk membakar limbah medis dari rumah sakit, puskesmas, dan klinik.
Dengan kapasitas pembakaran mencapai 200 kilogram per jam, fasilitas ini ditargetkan mampu mengelola limbah medis dari 147 fasilitas pelayanan kesehatan di Gorontalo, yang total limbahnya diperkirakan mencapai 2.375 kg per hari.
“Ini bukan sekadar soal membakar sampah medis. Ini soal bagaimana kita menjaga lingkungan tetap bersih dan aman, sekaligus memanfaatkan peluang meningkatkan PAD,” kata Gusnar saat kunjungan.
Namun hingga kini, fasilitas incinerator baru melayani limbah B3, bukan sampah domestik dari masyarakat umum.
Dengan keterbatasan teknologi dan anggaran, DLHK Provinsi Gorontalo hanya bisa mendorong sosialisasi pemilahan sampah dari rumah tangga sebagai langkah awal.
Namun solusi jangka panjang tetap bergantung pada peningkatan dukungan anggaran dan adopsi teknologi pengelolaan yang lebih modern.
Jika tidak segera ditangani, TPA Talumelito terancam kolaps. Beban timbulan sampah yang terus meningkat, ditambah metode pengelolaan tradisional dan infrastruktur yang terbatas, berpotensi memicu krisis lingkungan yang lebih besar di masa depan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.