Berita Kabupaten Boalemo

Kawasan Pasar Tilamuta Boalemo Gorontalo Rawan Macet, Ternyata Ini Penyebabnya

Kemacetan kembali terjadi di ruas Jalan Trans Sulawesi tepatnya kawasan pasar tradisional Tilamuta, Desa Hungayonaa, Kecamatan Tilamuta, Boalemo

Penulis: Nawir Islim | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Nawir Islim
KEMACETAN BERAT -- Potret kawasan pasar tradisional Tilamuta, Desa Hungayonaa, Kabupaten Boalemo, Minggu (22/6/2025). Warga meresahkan kemacetan yang sering muncul kala melintasi Jalan Trans Sulawesi area pasar tradisional Tilamuta. 

TRIBUNGORONTALO.COM – Kemacetan kembali terjadi di ruas Jalan Trans Sulawesi tepatnya kawasan pasar tradisional Tilamuta, Desa Hungayonaa, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo.

Pantauan TribunGorontalo.com di lokasi, kemacetan sepanjang 500 meter itu berawal dari pasar hingga Tugu Jagung.

Sejumlah kendaraan roda tiga (bentor) terparkir di sisi badan jalan.

Ada yang berhenti menunggu penumpang, sedangkan beberapa lainnya tengah sibuk bongkar muat barang. 

Situasi ini memaksa mobil dan truk harus antre melewati jalanan tersebut.

Sementara itu, kendaraan dari aarah Paguyaman menuju Mananggu harus berhenti total hingga lebih dari 10 menit. 

“Setiap hari saya lewat sini, selalu macet. Kadang harus cari celah untuk bisa lewat,” ujar Aman Dula, sopir bentor yang biasa mangkal di depan pasar tradisional Tilamuta.

Menurut Aman, para sopir bentor tidak memiliki tempat parkir memadai. Sehingga mereka terpaksa berhenti di area pasar dan memicu kemacetan.

“Kalau kami tidak berhenti di sini, penumpang susah cari bentor. Tapi kalau semua berhenti di badan jalan, ya pasti macet,” tambahnya.

Sementara itu, Indri Lamusu, warga Desa Limbato, mengatakan dirinya seringkali harus turun dari kendaraan dan berjalan kaki karena mobil tak bisa masuk lebih dalam ke area pasar.

“Sudah begini terus dari dulu. Tidak ada perubahan. Kita belanja harus jalan kaki jauh, capek juga kalau bawa barang banyak,” keluhnya.

Ia berharap pemerintah perlu memberikan tindakan tegas perihal pengemudi tidak tertib.

“Kalau cuma datang tegur tapi besoknya dibiarkan lagi, ya percuma,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perhubungan Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Boalemo, Mustofa, mengakui adanya keterbatasan petugas untuk melakukan pengawasan setiap saat.

“Kami sudah sering melakukan penertiban, tetapi memang tidak semua pengemudi mau patuh. Mereka merasa jalan itu milik umum dan tidak mau mengalah,” ujar Mustofa saat ditemui TribunGorontalo.com, Minggu.

Mustofa menyebut pihaknya telah berencana menata ulang jalur depan pasar, termasuk membuat tempat parkir khusus bentor. Namun hal ini masih dalam tahap koordinasi lintas sektor bersama dinas teknis lainnya.

“Kalau hanya mengandalkan penertiban manual, tidak akan menyelesaikan masalah. Harus ada solusi permanen berupa penataan ulang jalur dan pengelolaan area pasar,” terang Mustofa.

Menurut Mustofa, mereka sudah menyurati pengelola pasar dan pemerintah kecamatan agar terlibat langsung dalam penataan pasar.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Butuh dukungan semua pihak,” tambahnya.

Baca juga: Viral Warga Gorontalo Utara Dengar Suara Wanita Minta Tolong di Jembatan GORR, Ada Sosok Misterius

Dari sisi keamanan, kondisi ini juga dinilai rawan kecelakaan lalu lintas, terutama kendaraan saling berebut jalur sempit.

Beberapa pengendara roda dua terlihat melaju di sela-sela bentor demi menghindari antrean panjang. Ini dinilai membahayakan pejalan kaki.

Pihak Dishub Boalemo menyatakan akan meningkatkan intensitas patroli di jam-jam sibuk, yakni pukul 07.00 hingga 11.00 Wita.

 

 

(TribunGorontalo.com/Nawir Islim)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved