Bupati Bone Bolango Gorontalo Ismet Mile Dukung Penuh Program Pengadilan Agama Suwawa

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo — Bupati Bone Bolango, Ismet Mile, secara tegas menyatakan dukungan penuhnya terhadap berbagai program yang digagas Pengadilan Agama Suwawa, terutama yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

Dukungan itu ia sampaikan saat menghadiri acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pengadilan Agama Suwawa dan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, Jumat (14/6/2025).

"Tanpa harus diminta, kami siap mendukung program-program Pengadilan Agama. Ini adalah sesuatu yang sangat membahagiakan," ujar Ismet Mile dalam sambutannya, yang disambut tepuk tangan hadirin.

Menurut Ismet, program-program yang digulirkan oleh Pengadilan Agama tidak sekadar berkutat di ranah hukum, tetapi juga menyasar persoalan sosial yang nyata dan mendasar.

Ia menyoroti kondisi sosial-ekonomi Gorontalo yang masih berada dalam kategori lima besar daerah termiskin di Indonesia.

"Provinsi Gorontalo, termasuk Bone Bolango, masuk dalam lima besar daerah miskin. Dan ini bukan hanya tentang kemiskinan finansial, tetapi juga kemiskinan dalam hal pengetahuan dan nalar, yang menyangkut berbagai aspek kehidupan," tegasnya.

Dengan melihat realitas tersebut, Ismet menilai program-program yang digagas Pengadilan Agama, seperti sidang isbat nikah terpadu, bukan hanya relevan, tetapi juga sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Dengan indikator-indikator itu, hampir tidak ada alasan bagi kami untuk menolak. Apalagi ini menyangkut hal-hal kemasyarakatan,” ujarnya.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa dukungan dari pemerintah daerah harus tetap berada dalam koridor hukum.

“Saya tegaskan, apa saja yang diharapkan dari Pemda, sepanjang tidak bertentangan dengan hukum, tidak ada batasnya,” imbuhnya.

Ribuan Warga Belum Punya Buku Nikah, Isbat Nikah Terpadu Jadi Solusi

Sementara itu, Ketua Pengadilan Agama Suwawa, Noni Tabito, membeberkan fakta mengejutkan.

Berdasarkan data internal, ribuan warga Bone Bolango hingga kini belum memiliki buku nikah resmi.

“Ini menjadi tantangan besar, dan kami menjawabnya dengan program isbat nikah terpadu. Tahun ini, kami telah melaksanakan sidang isbat di tiga lokasi,” jelas Noni.

Namun, ia mengakui bahwa respons masyarakat terhadap program tersebut masih rendah, meski pihak pengadilan sudah melakukan jemput bola hingga membebaskan biaya administrasi.