Berita Haji 2025
Haji 2025 Amburadul! Jemaah Diusir dari Tenda Arafah dan Hanya Diberi Mi Instan
Anggota Komisi VIII DPR RI, Dini Rahmania, mendesak evaluasi menyeluruh terhadap pemberlakuan sistem syarikah (penyedia layanan/mitra).
TRIBUNGORONTALO.COM - Pelaksanaan ibadah haji 1446 Hijriah/2025 menuai sorotan tajam.
Anggota Komisi VIII DPR RI, Dini Rahmania, mendesak evaluasi menyeluruh terhadap pemberlakuan sistem syarikah (penyedia layanan/mitra).
Hal itu setelah banyaknya laporan permasalahan selama rangkaian ibadah haji berlangsung.
Salah satu insiden paling mencolok adalah pengusiran jemaah haji dari tenda di Arafah.
"Kondisi semrawut tidak hanya terjadi karena pemisahan hotel antar kloter, namun juga karena buruknya manajemen pengangkutan jemaah dari hotel ke Arafah," ujar Dini kepada Kompas.com, Senin (9/6/2025).
"Bahkan kami menerima laporan adanya pengusiran jemaah dari tenda Arafah karena permasalahan penempatan dan koordinasi antar-syarikah," sambungnya.
Makanan Tak Sesuai Standar: Jemaah Hanya Dapat Mi Instan
Selain masalah penempatan dan transportasi, Dini juga mendapatkan laporan serius mengenai ketidaksesuaian konsumsi yang diterima jemaah haji Indonesia.
Ia mengungkapkan bahwa ada jemaah yang hanya mendapatkan makanan berupa mi instan.
"Soal kualitas dan ketidaksesuaian makanan yang diterima jemaah patut menjadi perhatian serius. Bagaimana mungkin ada jemaah yang mendapat makanan siap saji standar katering, sementara yang lain hanya menerima pop mi instan?" ucap Dini, mempertanyakan disparitas layanan konsumsi.
Prediksi Masalah Sejak Awal Pemberlakuan Sistem Syarikah
Politikus dari Partai Nasdem itu menerangkan bahwa permasalahan yang terjadi saat ini sudah diprediksi akan terjadi sejak sistem syarikah diberlakukan pada Haji 2025 ini.
Dini Rahmania pun berharap agar seluruh pelaksanaan haji tahun ini dievaluasi secara menyeluruh.
Ia juga mendorong agar pengawasan terhadap syarikah yang bekerja sama dengan Indonesia diperkuat secara signifikan.
"Masalah ini sudah kami prediksi sejak sistem syarikah diberlakukan. Jika sejak awal tidak ada standardisasi layanan yang kuat dan pengawasan lapangan yang ketat, maka akan terus terjadi kekacauan seperti sekarang," kata Dini.
Ia pun menekankan pentingnya standardisasi dan pengawasan ketat untuk mencegah terulangnya kekacauan serupa di masa mendatang.
Kompensasi Rp3,7 Miliar Mengalir ke Jemaah Haji Indonesia, Ternyata Gara-gara Ini |
![]() |
---|
Perusahaan Mitra Layanan Haji Bakal Dibatasi Dua Saja! Alasan BP Haji untuk Hindari Kekacauan |
![]() |
---|
2.760 Jemaah Haji Indonesia Mulai Dipulangkan ke Tanah Air Mulai 11 Juni |
![]() |
---|
178 Jemaah Haji Indonesia Meninggal di Tanah Suci, Mayoritas Karena Jantung |
![]() |
---|
Tangis Bahagia Jemaah Haji Indonesia Pecah Usai Tuntaskan Jumrah Aqabah di Mina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.