Berita Haji 2025

Perusahaan Mitra Layanan Haji Bakal Dibatasi Dua Saja! Alasan BP Haji untuk Hindari Kekacauan

Badan Pengelola Haji (BP Haji) berencana mengubah skema penggunaan syarikah (perusahaan penyedia layanan haji) untuk musim haji 2026.

Editor: Wawan Akuba
KOMPAS.com/FIRDA JANATI
BP HAJI - Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Dahnil Anzar saat wawancara khusus bersama Kompas.com, Selasa (6/5/2025). 

TRIBUNGORONTALO.COM – Badan Pengelola Haji (BP Haji) berencana mengubah skema penggunaan syarikah (perusahaan penyedia layanan haji) untuk musim haji 2026.

Tujuannya untuk menghindari masalah serius yang terjadi pada musim haji tahun ini.

BP Haji kemungkinan besar hanya akan menggunakan maksimal dua syarikah agar layanan lebih terfokus dan mudah dievaluasi.

"Kemungkinan besar kami, badan penyelenggara haji, tahun depan akan memastikan tidak akan menggunakan multisyarikah. Paling banyak itu 2 syarikah supaya kemudian bisa fokus dan ada pembanding satu syarikah dengan syarikah yang lain," ujar Wakil Kepala BP Haji RI, Dahnil Anzar Simanjuntak, di Kantor BP Haji, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025) malam.

Dahnil menjelaskan, pembatasan jumlah syarikah ini diharapkan membuat penyedia layanan haji bisa lebih fokus memberikan pelayanan optimal kepada jemaah.

Evaluasi Haji 2025: Kekacauan Data dan Wanprestasi Syarikah

Rencana perubahan ini muncul setelah BP Haji menemukan banyak masalah serius selama pelaksanaan haji 2025, terutama pada aspek ketidaksinkronan data jemaah.

"Nah ini sebenarnya puncak kekacauan tertukarnya jemaah, misalnya hotelnya tidak jelas, kemudian kamarnya tidak jelas, dan sebagainya. Itu juga berangkat dari kekacauan pendataan pihak kami di Indonesia," kata Dahnil.

Evaluasi di lapangan menunjukkan banyaknya wanprestasi syarikah.

Dahnil menyebut, pada musim haji 2025, pemerintah Indonesia menggunakan skema multisyarikah dengan melibatkan delapan perusahaan, berbeda jauh dari tahun sebelumnya yang hanya menggunakan satu syarikah.

Ketidakprofesionalan ini terlihat dari berbagai masalah, mulai dari pemberangkatan jemaah dari hotel ke Arafah, dari Arafah ke Muzdalifah, hingga Muzdalifah ke Mina.

"Banyak jemaah Indonesia yang terpaksa jalan kaki ketika dari Muzdalifah ke Mina atau dari Arafah ke Muzdalifah, bahkan harus menunggu lama dari hotel ketika menuju ke Arafah.

Itu terkait dengan banyaknya kejadian wanprestasi syarikah transportasi ini," jelasnya.

Dahnil menyinggung bahwa jumlah syarikah yang terlalu banyak menyebabkan banyak kekacauan, persaingan tidak sehat, dan masalah pada layanan masing-masing syarikah.

Untuk itu, BP Haji yang akan bertugas penuh dalam pelaksanaan ibadah haji 1446 Hijriah atau tahun 2026, akan mengubah skema menjadi maksimal dua perusahaan. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved