Berita Viral
Walid Versi Nyata! Pimpinan Ponpes di Lombok Cabuli 22 Santriwati dengan Modus Sucikan Rahim
Sebanyak 22 orang santriwati menjadi korban pencabulan dari pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
TRIBUNGORONTALO.COM -- Sebanyak 22 orang santriwati menjadi korban pencabulan dari pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pimpinan ponpes ini menurut mereka bertindak seperti Walid dalam serial Malaysia berjudul Bidaah.
Mereka akhirnya sadar dengan perbuatan pimpinan ponpes yang menyerupai Walid di serial itu.
Walid digambarkan adalah seorang pimpinan pondok pesantren yang memiliki empat orang istri.
Walid pun kerap mencabuli anak santrinya dengan modus pernikahan batin.
Dilansir dari BanjarmasinPost.co.id, Walid versi nyata ini berinisial AF.
Baca juga: Ramalan Zodiak Cancer, Leo dan Virgo Besok Kamis 24 April 2025: Cinta hingga Keuangan
Modus AF dalam melancarkan aksi bejatnya adalah menjanjikan untuk mensucikan rahim para santriwati dan beraksi di sebuah ruangan pada malam hari.
"Kelak santriwati tersebut dijanjikan akan melahirkan anak yang menjadi seorang wali," kata Perwakilan Koalisi Stop Anti Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi, Senin (21/4/2025), dilansir TribunLombok.com.
Joko mengungkapkan bahwa peristiwa kekerasan seksual yang dialami para santriwati terjadi sejak tahun 2016 sampai 2023.
"Korban (kini) sudah menjadi alumni," sebut Joko.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram itu juga menyebutkan bahwa sejauh ini, sudah ada 22 santriwati yang mengaku sebagai korban.
Sebanyak 8 korban pun telah diperiksa keterangannya oleh pihak kepolisian. Sebelumnya, terdapat 7 korban yang telah melapor ke polisi.
Adapun dari puluhan korban, sebagian diantaranya mengaku disetubuhi oleh AF, sedangkan sebagian lainnya dicabuli.
"Artinya yang dicabuli ini tidak mau untuk disetubuhi," ungkap Joko.
Baca juga: Gegara Sering Diwakafkan ke Anak Yatim, Gaji 3 Bulan Bupati Lumajang Sengaja Tak Pernah di Ambil
Setelah mendapatkan kabar tersebut, Joko mengaku bahwa pihaknya melakukan klarifikasi kepada para santriwati.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.