Berita Populer

GORONTALO TERPOPULER: Remaja 13 Tahun Tewas usai Tabrakan Motor - Hutan Mangrove Dipenuhi Sampah

Kumpulan berita peristiwa, human interest story, hingga politik terangkum dalam Gorontalo Terpopuler, Senin (21/4/2025).

Penulis: Redaksi | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com
BERITA POPULER - Kolase foto jalan depan pelabuhan Tilamuta, remaja mengalami kecelakaan, dan sampah di hutan mangrove. Simak berita lokal terpopuler yang telah tayang di TribunGorontalo.com. 

Marlon Dunggio, warga Desa Pentadu Timur, mengatakanjalan itu merupakan akses utama yang warga setiap hari yang menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tilamuta.

“Kalau musim hujan, jalannya becek dan licin. Banyak lubang, jadi kami harus ekstra hati-hati,” ujar Marlon kepada TribunGorontalo.com, Minggu (20/4/2025).

Ia berharap keluhan warga saat ini mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah.

“Setiap hari kendaraan lewat sini, baik warga, nelayan, maupun pembeli dari luar. Jalan ini memang penting sekali,” tambahnya.

Pendapat serupa dilontarkan Fitriyani Monoarfa, warga Desa Pentadu Timur.

Ia menyebut kondisi jalan yang tidak rata cukup menyulitkan bagi pengendara yang membawa barang dagangan.

“Kalau bawa hasil ikan, harus pelan-pelan supaya tidak jatuh. Kami berharap ke depan bisa diperbaiki,” tuturnya.

BACA SELENGKAPNYA

Baru 3 Bulan Lalu Dibersihkan, Kawasan Hutan Mangrove Boalemo Gorontalo Kembali Dipenuhi Sampah

TUMPUKAN SAMPAH - Potret area hutan mangrove di Desa Pentadu Timur, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Minggu (20/4/2025). Kawasan konservasi ini kembali dipenuhi tumpukan sampah.
TUMPUKAN SAMPAH - Potret area hutan mangrove di Desa Pentadu Timur, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Minggu (20/4/2025). Kawasan konservasi ini kembali dipenuhi tumpukan sampah. (TribunGorontalo.com/Nawir Islim)

Tumpukan sampah kembali mencemari kawasan hutan lindung mangrove di Desa Pentadu Timur, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo. 

Kondisi ini memicu kekecewaan warga, mengingat lokasi ini baru saja dibersihkan tiga bulan lalu dalam aksi gotong royong.

Sampah-sampah berupa plastik, botol bekas, styrofoam, hingga limbah rumah tangga berserakan di antara akar-akar mangrove.

Padahal, kawasan ini dikenal sebagai zona konservasi, di mana mangrove menjadi pencegah abrasi.

Ironisnya, titik pembuangan liar itu terletak tidak jauh dari tempat pelelangan ikan (TPI) dan pelabuhan Tilamuta.

Dua lokasi ini setiap hari dipadati warga, nelayan, dan pedagang dari berbagai daerah yang melakukan aktivitas bongkar muat dan transaksi jual beli hasil tangkapan laut.

Menurut Rahman Pakaya, warga Pentadu Timur, keberadaan sampah ini bukan sepenuhnya berasal dari masyarakat lokal. 

Sebagian besar diduga dibuang oleh orang luar yang beraktivitas di pelabuhan dan TPI, tanpa memikirkan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.

BACA SELENGKAPNYA

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved