Adat dan Budaya Gorontalo

Tradisi Mongaruwa di Boalemo Gorontalo Setiap Lebaran Idul Fitri 1446 H

Setiap tahun, usai Ramadan dan perayaan Idul Fitri, masyarakat setempat menyempatkan diri untuk berkumpul dan melaksanakan doa arwah.

Penulis: Nawir Islim | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Nawir Islim, TribunGorontalo.com
DOA ARWAH - Tradisi Gorontalo untuk mendoakan keluarga dan orang tua yang telah berpulang, Rabu (2/4/2025). FOTO: Nawir Islim, TribunGorontalo.com 

TRIBUNGORONTRALO, Boalemo - Warga di Kecamatan Mananggu, Boalemo, Gorontalo menggelar doa arwah setelah bulan Ramadan sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga yang telah berpulang. 

Tradisi ini dikenal dalam budaya Gorontalo sebagai Mopodutu Lo tauwa Mongaruwa.

Artinya yaitu doa bersama yang dipanjatkan untuk arwah leluhur dan keluarga yang telah wafat.

Setiap tahun, usai Ramadan dan perayaan Idul Fitri, masyarakat setempat menyempatkan diri untuk berkumpul dan melaksanakan doa arwah.

Kegiatan ini biasanya dilakukan secara bergantian dari rumah ke rumah, sehingga seluruh keluarga bisa ikut serta dalam doa bersama.

Salah satu warga, Rahman Umar, mengatakan bahwa doa arwah ini sudah menjadi kebiasaan turun-temurun. 

"Setelah Ramadan, kami selalu melaksanakan doa arwah agar keluarga yang telah meninggal mendapat tempat terbaik di sisi Allah," ujarnya.

Dalam adat Gorontalo, doa arwah biasanya diawali dengan pembacaan surah Yasin, tahlil, dan zikir bersama. 

Setelah itu, dilanjutkan dengan pembacaan doa khusus untuk para leluhur yang telah berpulang.

Masyarakat percaya bahwa doa ini dapat menjadi penerang bagi mereka di alam kubur.

Selain membaca doa, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi antarwarga. Mereka berkumpul, berbagi makanan, dan saling mendoakan.

Hidangan khas Gorontalo seperti nasi kuning, tili aya (makanan manis yang terbuat dari gula merah dan telur), nasi baje, kuah Bugis, dan masih banyak lagi sering kali disajikan sebagai bentuk penghormatan kepada tamu yang hadir.

Ustaz Ahmad yang memimpin doa menyampaikan bahwa doa untuk orang yang telah meninggal adalah bentuk bakti yang tidak terputus. 

"Dalam Islam, doa anak yang saleh menjadi salah satu amalan yang terus mengalir bagi orang tua dan keluarga yang telah tiada," katanya.

Ia menambahkan bahwa dalam budaya Gorontalo, Mopodutu Lo Tauwa Mongaruwa tidak hanya sekadar doa, tetapi juga simbol kebersamaan. 

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved