Debt Collector Keroyok Nasabah

Polisi Amankan Enam Debt Collector yang Diduga Pelaku Pengeroyokan Nasabah di Gorontalo

Polisi berencana memeriksa rekaman video yang beredar serta meminta keterangan dari para saksi, termasuk pihak Mandala Finance Gorontalo.

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Minarti Mansombo
TribunGorontalo.com/Arianto Panambang
PENGEROYOKAN DEBT COLLECTOR -- Polisi Amankan Enam Debt Collector yang Diduga Pelaku Pengeroyokan Nasabah di Gorontalo. Menanggapi hal ini, Kasat Reskrim Polresta Gorontalo Kota, AKP Akmal Novian Reza membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari korban, Moh Andi Indalan. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo Beredar sebuah video yang memperlihatkan dugaan pengeroyokan sekelompok debt collector terhadap seorang nasabah menjadi viral dimedia sosial pada Senin (24/3/2025)

Dalam video tersebut, terlihat para pelaku menggunakan batu dan balok kayu untuk menganiaya korban.

Menanggapi hal ini, Kasat Reskrim Polresta Gorontalo Kota, AKP Akmal Novian Reza membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari korban, Moh Andi Indalan.

"Iya benar, enam orang yang ada dalam video tersebut sudah kami amankan senin kemarin. Namun saat itu kami belum menerima laporan resmi dari korban. Hari ini kami baru menerima laporan dari Moh Andi Indalan terkait dugaan tindak pidana pengeroyokan," ujar AKP Akmal, Selasa (25/3/2025).

Selain laporan dari korban, polisi juga menerima laporan lain dari pihak debt collector yang mengatasnamakan Lintas Borneo Sukses (LBS), yang merupakan pihak ketiga dari perusahaan pembiayaan.

Baca juga: Hikmah Ramadan: Merawat Kemabruran Puasa dari Syari’ah ke Hakikat

Baca juga: Prakiraan Cuaca Besok Selasa 25 Maret 202, BMKG: Terdapat Beberapa Wilayah Berpotensi Hujan Lebat

Laporan tersebut menyebutkan bahwa Moh Andi Indalan juga diduga melakukan penganiayaan.

"Kami sudah menerima dua laporan, satu dari korban yang mengaku dikeroyok oleh debt collector, dan satu lagi dari pihak LBS yang melaporkan Moh Andi atas dugaan penganiayaan," jelas AKP Akmal.

Saat ini, penyidik masih melakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan atas kedua laporan tersebut. 

Polisi berencana memeriksa rekaman video yang beredar serta meminta keterangan dari para saksi, termasuk pihak Mandala Finance Gorontalo.

"Kami akan melakukan pendalaman terhadap kedua laporan ini. Kami juga akan mengecek rekaman video yang sudah viral sebagai salah satu alat bukti," tutupnya. 

Kronologi Kejadian

Andi, yang saat itu bersama iparnya, Iwan Pakaya (45), tiba-tiba dicegat oleh sekelompok pria yang mengendarai empat motor saat melintas di Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Kota Timur.

Tanpa banyak penjelasan, pria-pria tersebut memaksa Andi untuk mengikuti mereka ke kantor finance.

"Saya dipaksa berhenti di tengah jalan. Mereka bilang saya harus ke kantor dulu. Ada empat motor, tiga di antaranya berboncengan, dan satu motor hanya satu orang," ungkap Andi kepada TribunGorontalo.com.

Andi yang merasa tak punya alasan untuk menolak akhirnya mengikuti mereka.

Setibanya di kantor finance, ia langsung dibawa ke lantai dua.

Ia pun diinterogasi terkait dugaan tunggakan pembayaran kendaraan.

Baca juga: Kultum Ramadan: Rifian Panigoro "Gen Z: 10 Malam Terakhir ini Berguna untuk Masa Depanmu"

Baca juga: Niat Puasa Ramadan, Latin dan Arab Lengkap dengan Amalan Sunnah Sahur yang Dianjurkan

Namun, Andi dengan tegas membantah tuduhan tersebut.

Ia mengaku sudah melunasi cicilan motornya selama 36 bulan dan bahkan telah mengambil BPKB kendaraan sebagai bukti sah.

"Semua sudah lunas. Saya tidak punya utang lagi. BPKB juga sudah saya ambil," tegasnya.

Ketegangan memuncak ketika Andi berusaha turun ke lantai bawah untuk menunjukkan BPKB sebagai bukti.

Saat ia hendak menyalakan motornya, seorang debt collector tiba-tiba merampas kuncinya secara paksa.

Aksi tersebut memicu cekcok yang berujung pada pengeroyokan brutal.

Tujuh pria menghujani Andi dengan pukulan menggunakan kayu, batu, dan bahkan helm.

Tak berdaya, ia hanya bisa berusaha melindungi diri dari serangan yang bertubi-tubi.

"Saya dipukul ramai-ramai. Mereka pakai kayu dan batu. Sekarang tangan kanan dan kiri saya memar, badan saya sakit semua," ungkapnya dengan suara lemah.

Iwan Pakaya, yang menyaksikan insiden tersebut, berusaha melerai.

Namun, upayanya sia-sia.

"Saya lihat mereka ambil kayu, batu, dan helm. Saya coba menenangkan, kalau bisa dibicarakan baik-baik, tapi mereka tidak mendengar saya dan tetap memukul Pak Andi," ujarnya.

Baca juga: Siaran Langsung RCTI Indonesia vs Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Selasa 25 Maret 2025

Setelah insiden itu, Andi segera melaporkan kejadian ke Polresta Gorontalo pada pukul 10.38 WITA.

Ia juga menjalani visum di Klinik Pratama Polresta Gorontalo Kota sebagai bukti dugaan penganiayaan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak finance belum memberikan keterangan resmi terkait insiden ini. 

Sementara itu, polisi menyatakan telah menerima laporan dan tengah menyelidiki kejadian guna menindaklanjuti kasus dugaan pengeroyokan ini. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved