Banjir Desa Biluango

Reti S Mako Warga Desa Biluango Gorontalo Melawan Banjir dan Bertahan di Rumah yang Hampir Runtuh

Reti menceritakan bagaimana detik-detik terjadi longsor hingga membuat dapur rumahnya ambruk diterjang banjir pada Senin (10/3/2025).

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Minarti Mansombo
TribunGorontalo.com/Arianto Panambang
BANJIR DESA BILUANGO - Reti S Mako Warga Desa Biluango Gorontalo Melawan Banjir dan Bertahan di Rumah yang Hampir Runtuh. Tampak depan rumah terlihat baik-baik saja, tetapi tampak belakang sangat mengkhawatirkan.Foto TribunGorontalo.com/Arianto 

TRIBUNGORONTALO.COM, Bone BolangoReti S Mako, warga Desa Biluango, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo bertahan di rumah yang hampir ambruk.

Saat ditemui TribunGorontalo.com Reti menceritakan bagaimana detik-detik terjadi longsor hingga membuat dapur rumahnya ambruk diterjang banjir pada Senin (10/3/2025).

Saat malam kejadiaan, Reti tengah sibuk menyiapkan makanan untuk memperingati tujuh hari wafat ibunya. Tercium aroma masakan dari rumahnya dan keluarganya tengah berkumpul di sekeliling.

Baca juga: 30 Rumah di Desa Biluango Kabila Bone Gorontalo Terdampak Longsor, Ada Rumah Menggantung di Tebing

Baca juga: Prabowo Geram! Ingin Buat Penjara Khusus Buat Para Koruptor di Pulau Terpencil dan Dikelilingi Hiu

Tidak ada yang tahu, bahkan Reti sendiri tidak menyangka hanya dalam hitungan detik bencana datang merenggut lebih dari setengah dapurnya.

Reti S Mako
BANJIR DESA BILUANGO - Reti S Mako Warga Desa Biluango Gorontalo Melawan Banjir dan Bertahan di Rumah yang Hampir Runtuh. Foto TribunGorontalo.com/Arianto

“Tiba-tiba air datang, deras sekali. Saya tidak bisa berbuat apa-apa, rumah langsung ambruk,” kenang Reti.

Malam itu seharusnya malam penuh doa untuk ibunya, seketika berubah menjadi rasa panik dan takut. Kini rumah Reti berdiri di atas tanah yang rapuh bahkan nyaris runtuh sepenuhnya, namun ia tetap memilih untuk bertahan.

“Saya sebenarnya takut tinggal di sini, tapi mau bagaimana lagi? Tidak ada rumah lain,” ujarnya dengan suara berat. 

Bersama dengan keluarga, Reti berusaha bertahan dalam kondisi yang jauh dari kata layak. 

Jika melihat kondisi rumah Reti, ada sebuah ruangan kecil menjadi tempat untuk berlindung dari teriknya panas matahari dan hujan

"Kalau masak, satu kamar dijadikan dapur. Dapur yang sebenarnya sudah hanyut dibawa banjir," katanya.

Namun, yang lebih menyesakkan adalah kenyataan bahwa setiap kali hujan turun, keluarga ini harus mengungsi ke rumah saudara. 

"Begitu hujan datang, kami langsung lari ke rumah keluarga. Tidak bisa tinggal di sini," katanya.

Bagi Reti tidak ada pilihan lain, selain mengulang siklus ini berulang kali ketika kekhawatiran datang dan hujan turun membasahi Desa Biluango.

Di balik segala keterbatasan dan ketakutan, Reti tetap bertahan dengan harapan yang tak pernah pudar.

"Kami ingin tempat yang aman. Tidak harus mewah, hanya tempat yang bisa kami tinggali tanpa takut roboh setiap saat," ucapnya lirih.

Baca juga: 7 Ribu Porsi Kolak Dihidangkan di Festival Obor dan Karnaval Budaya Gorontalo, Bisa Bungkus!

Baca juga: Rumah Jawatan Kantor Pos dan Telegra Kota Gorontalo Apakah Bisa Dipindahkan? Begini Kata Arkeolog 

Namun, hingga kini, harapan itu masih tergantung di awan mendung yang selalu mengancamnya.

Bantuan dari pemerintah belum kunjung datang, sementara setiap hujan bisa menjadi yang terakhir bagi rumahnya.

Biluango mungkin hanyalah satu titik kecil di peta Gorontalo, tapi bagi Reti, itu adalah seluruh hidupnya tempat ia berusaha bertahan, meski dengan ketakutan yang selalu menyertainya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved