Gempa Bumi
Gempa Bermagnitudo 2,9 Guncang Perairan NTT, Begini Penjelasannya
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini berlokasi di koordinat -8.29 LS dan 119.58 BT dengan kedalaman
TRIBUNGORONTALO.COM – Gempa bumi dengan magnitudo 2,9 terjadi pada Sabtu (15/3/2025) pukul 09.32 WITA.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini berlokasi di koordinat -8.29 LS dan 119.58 BT dengan kedalaman mencapai 182 km.
Gempa ini terjadi di wilayah perairan sekitar Nusa Tenggara Timur (NTT). Kedalaman 182 km menunjukkan bahwa gempa ini masuk dalam kategori gempa menengah hingga dalam.
Gempa dalam seperti ini umumnya terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng, di mana Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
Meskipun magnitudo gempa ini relatif kecil dan tidak berpotensi menimbulkan kerusakan, gempa dalam sering kali dirasakan dalam radius yang cukup luas.
Getarannya mungkin tidak terlalu kuat di permukaan, tetapi dapat terasa di beberapa wilayah tergantung kondisi geologi setempat.
Potensi Gempa di Wilayah NTT
Wilayah NTT termasuk dalam zona aktif gempa karena berada di perbatasan lempeng tektonik besar dunia.
Subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia sering kali memicu aktivitas seismik di daerah ini.
Meskipun gempa yang terjadi kali ini kecil, potensi gempa lebih besar tetap ada di masa mendatang.
Masyarakat diharapkan selalu waspada terhadap potensi gempa susulan atau gempa dengan magnitudo lebih besar yang bisa terjadi kapan saja.
Sejarah mencatat bahwa wilayah ini pernah mengalami gempa besar yang berpotensi tsunami, sehingga kesiapsiagaan menjadi hal yang sangat penting.
Gempa dengan kedalaman lebih dari 100 km, seperti yang terjadi kali ini, cenderung memiliki efek getaran yang lebih lemah di permukaan dibandingkan gempa dangkal.
Namun, gempa dalam sering kali memiliki cakupan wilayah yang lebih luas karena gelombang seismiknya dapat menyebar lebih jauh.
Semakin dalam pusat gempa, semakin besar kemungkinan energi gempa terdisipasi sebelum mencapai permukaan.
Oleh karena itu, meskipun gempa ini memiliki magnitudo 2,9, efeknya tidak terasa signifikan bagi masyarakat di sekitar episenter.
Meski gempa kali ini tidak berbahaya, kesiapsiagaan tetap diperlukan. Berikut beberapa langkah mitigasi gempa yang bisa diterapkan:
Bangunan Tahan Gempa – Pastikan struktur bangunan sesuai standar tahan gempa untuk mengurangi risiko kerusakan saat terjadi gempa yang lebih besar.
Edukasi dan Simulasi – Masyarakat perlu memahami langkah-langkah penyelamatan diri saat gempa, seperti berlindung di bawah meja atau keluar ke tempat terbuka jika aman.
Kesiapan Tas Siaga – Siapkan tas darurat berisi kebutuhan dasar seperti makanan, air, obat-obatan, dan dokumen penting.
Cek Rencana Evakuasi – Kenali jalur evakuasi di tempat tinggal atau tempat kerja agar dapat segera menyelamatkan diri jika terjadi gempa besar.
Peningkatan pemahaman dan kesiapsiagaan terhadap gempa dapat mengurangi dampak negatif dari bencana alam ini.
Tetap waspada dan selalu ikuti informasi terbaru dari BMKG untuk perkembangan lebih lanjut.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.