Berita Kabupaten Pohuwato

HEBOH Ribuan Udang Naik ke Darat di Randangan Gorontalo, Camat Saharuddin Ungkap Penyebabnya

Beberapa waktu lalu beredar viral ribuan udang naik ke darat. Peristiwa ini terjadi di sekitar Bendungan Randangan

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
Tangkapan layar video Facebook
UDANG NAIK KE DARAT - Penampakan udang naik ke darat di Bendungan Randangan, Kabupaten Pohuwato. Fenomena langka ini terjadi pada 8 Maret 2025. 

TRIBUNGORONTALO.COM – Beberapa waktu lalu beredar viral ribuan udang naik ke darat. Peristiwa ini terjadi di sekitar Bendungan Randangan, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, pada Sabtu (8/3/2024). 

Kejadian ini menyita perhatian masyarakat setempat.

Fenomena terbilang langka itu membuat warga tiba-tiba panen raya udang.

Saat dikonfirmasi, Camat Randangan, Saharuddin Saleh, membenarkan hal tersebut. 

Menurut Saharuddin, fenomena ini diduga terjadi akibat tingginya debit air. Aliran sungai menjadi lebih deras dari biasanya. 

"Mungkin karena arus yang sangat deras, sehingga udang-udang ini naik hingga ke daratan," ungkapnya kepada TribunGorontalo.com, Senin (10/3/2025).

Saharuddin mengatakan, Bendungan Randangan selama ini memang terdapat udang dan ikan.

"Tapi selama ini tidak pernah Naik ke daratan, nanti dua hari yang lalu itu baru terjadi, pertama kali juga di Randangan," jelasnya.

Lebih lanjut, Saharuddin menjelaskan fenomena ini menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat.

Sejumlah warga sumringah karena mendapatkan lauk untuk berbuka puasa dan sahur.

Sementara warga lainnya menjual hasil tangkapannya itu, mengingat tingginya minat masyarakat terhadap udang segar.

"Cukup pakai tangan kosong saja, udangnya sudah bisa diambil," terang Saharuddin.

"Tapi sekarang ini udang itu sudah tidak naik lagi ke daratan, tapi masih ada di pinggiran bendungan itu dan masih mudah ditangkap, dua hari lalu itu naik ke daratan," bebernya.

Ia mengatakan peristiwa ini pertama kali terjadi di Kecamatan Randangan.

"Ini juga jadi fenomena alam ya tapi membawa berkah juga bagi masyarakat di sini," tuturnya.

Baca juga: Eks Bupati Bone Bolango Gorontalo Hamim Pou Diduga Pakai Dana Bansos untuk Kepentingan Politik

FENOMENA LAIN: Ikan Purba ditemukan di Gorontalo Utara

Tim peneliti dari Universitas Samratulangi Manado mendatangi lokasi penemuan ikan Coelacanth di Desa Imana, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Jumat (17/1/2025).
Tim peneliti dari Universitas Samratulangi Manado mendatangi lokasi penemuan ikan Coelacanth di Desa Imana, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Jumat (17/1/2025). (Kolase TribunGorontalo.com)

Diberitakan TribunGorontalo.com sebelumnya, fenomena langka terjadi di Kabupaten Gorontalo Utara.

Ikan purba jenis Coelacanth ditemukan oleh seorang nelayan.

Salha Kaluku, warga Desa Imana, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, menceritakan awal mula kemunculan ikan Coelacanth. 

Menurut Salha, ikan ditangkap oleh pamannya, Oskar Kaluku, pada pukul 15.00 WITA, Rabu (15/1/2025).

"Awalnya dia melihat ikan sedang bermain di dekat perahunya. Dia kaget melihat ikan yang tidak pernah dilihat sebelumnya," tutur Salha kepada TribunGorontalo.com, Minggu (19/1/2025).

Oskar lantas menusuk ikan itu menggunakan ganco. Namun bobot ikan terlampau berat.

Setelah berusaha sekuat tenaga, ikan Coelacanth itu berhasil diangkat ke perahu.

Awalnya Oskar mengira ia baru saja mendapat ikan batu.

Ia kemudian pulang ke rumah pada Pukul 16.00 WITA.

Oskar segera memberitahu keluarganya di rumah bahwa dirinya baru saja menemukan ikan besar.

Saat diangkut di sepeda motor, ikan itu masih dalam keadaan hidup.

Setibanya di rumah, banyak warga penasaran melihat ikan tangkapan Oskar.'

Keluarga Oskar sempat bingung karena ketika bertanya kepada warga yang berusia 80 tahun, tapi ikan itu tak dikenalinya.

"Sebelum dapat info ini adalah ikan purba, kami sempat berencana untuk membuangnya," terang Salha.

Sejumlah warga langsung memotret ikan itu, beberapa orang menyiarkannya secara langsung di media sosial.

"Sepupu saya yang ada di Manado melihat postingan orang-orang dan ia meminta foto dan videonya, dan dibagikan di Portal Manado," jelas Salha.

Unggahan itu pun dilihat peneliti asal Universitas Samratulangi Manado.

Mereka tiba di kediaman Oskar tepat pukul 06.00 WITA, Kamis (16/1/2025).

Tim peneliti terdiri dari tiga orang itu langsung memeriksa kondisi ikan.

Mereka mengatakan ikan tangkapan Oskar tidak bisa diperjualbelikan karena termasuk hewan dilindungi penuh oleh pemerintah.

"Tiga orang berbicara seperti menggunakan bahasa Jepang," jelas Salha.

Para peneliti itu lantas membawa ikan milik Oskar. 

 

(TribunGorontalo.com/Arianto Panambang/Efriet Mukmin)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved