Kultum Ramadan, Risky Badu Ingatkan Peluang Pahala Lewat Bakti kepada Orang Tua

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Memasuki hari ke-9 Ramadan, program Kultum Ramadan (Kurma) yang digelar oleh IAIN Sultan Amai Gorontalo kembali menghadirkan tausiyah inspiratif. 

Kali ini, Risky Badu, mahasiswa Ilmu Hadis, tampil sebagai penceramah dengan tema "Peluang Pahala Ramadan dengan Ngejar Bakti Orang Tua".

Program Kurma sendiri merupakan kolaborasi antara 30 mahasiswa Ilmu Hadis IAIN Sultan Amai Gorontalo dan TribunGorontalo.com.

Kultum ini ditayangkan setiap hari pukul 17.00 Wita melalui kanal YouTube dan Facebook TribunGorontalo.com, menjangkau audiens yang lebih luas untuk mendapatkan siraman rohani menjelang berbuka puasa.

Dalam tausiyahnya, Risky mengingatkan bahwa Ramadan bukan hanya sekadar bulan untuk meningkatkan ibadah ritual seperti puasa, tarawih, dan membaca Al-Qur’an.

Lebih dari itu, Ramadan juga menjadi kesempatan besar untuk meraih pahala berlipat ganda melalui bakti kepada orang tua.

Bakti Orang Tua, Perintah Allah yang Kerap Terlupakan

Risky membuka ceramahnya dengan mengungkap fenomena di kalangan anak muda saat ini yang sering kali sibuk dengan aktivitas mereka sendiri, sehingga kurang memberikan perhatian kepada orang tua.

Ia menegaskan bahwa dalam Al-Qur’an, perintah berbakti kepada orang tua begitu jelas, sebagaimana dalam QS. Al-Isra: 23 yang berbunyi:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.”

Ayat ini, menurut Risky, menjadi bukti bahwa bakti kepada orang tua bukan sekadar anjuran, tetapi merupakan kewajiban yang sejajar dengan perintah menyembah Allah.

Ia juga menyoroti betapa seringnya generasi muda, khususnya Gen Z, mengabaikan hal ini.

Padahal, kata Risky, ada banyak cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menunjukkan bakti kepada orang tua selama Ramadan.

Peluang Pahala di Bulan Ramadan

Risky mengajak para jamaah untuk menjadikan bulan suci ini sebagai momentum emas dalam meningkatkan perhatian dan kasih sayang kepada orang tua.

Ia memberikan beberapa contoh tindakan sederhana yang bisa menjadi sumber pahala besar, seperti:

• Membantu pekerjaan rumah,
• Menyiapkan sahur dan berbuka puasa,
• Mendampingi dan mendengarkan cerita orang tua,
• Menghindari perkataan atau sikap yang menyakiti hati mereka.

“Hal-hal kecil ini mungkin terlihat sepele, tetapi di mata Allah, itu bisa menjadi ibadah yang sangat bernilai,” ujarnya penuh keyakinan.

Meneladani Kisah Uwais Al-Qarni

Untuk memperkuat pesannya, Risky menuturkan kisah inspiratif tentang Uwais Al-Qarni, seorang pemuda yang dikenal karena baktinya yang luar biasa kepada ibunya.

Meskipun memiliki keinginan besar untuk bertemu Rasulullah, Uwais lebih memilih untuk tetap merawat ibunya yang sudah renta. Karena ketulusan dan pengorbanannya itu, Rasulullah bahkan memuji Uwais dan mendoakan keberkahan baginya.

“Kalau Uwais Al-Qarni bisa mendapatkan kemuliaan luar biasa karena baktinya kepada orang tua, kita juga bisa mendapatkan pahala besar dengan cara yang sama, terutama di bulan penuh keberkahan ini,” tutur Risky.

Sebagai penutup, Risky mengajak seluruh umat Muslim, khususnya generasi muda, untuk tidak menyia-nyiakan Ramadan ini hanya dengan berfokus pada ibadah individual semata, tetapi juga memperkuat hubungan dengan orang tua.

Menurutnya, membahagiakan mereka bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga jalan menuju keberkahan hidup.

“Jangan sampai kita sibuk dengan urusan lain dan lupa bahwa ridha Allah itu ada pada ridha orang tua. Ramadan adalah kesempatan terbaik untuk membuktikan cinta dan bakti kita kepada mereka,” pungkasnya.

Dengan pesan yang begitu mendalam, kultum ini diharapkan mampu menggugah kesadaran banyak orang untuk lebih menghargai dan membahagiakan orang tua, terutama di bulan suci Ramadan. (***)