Berita Internasional
Zelenskiy Datang Minta Bantuan, Malah Diusir dari Amerika Usai Cek-cok dengan Trump di Gedung Putih
Namun, insiden ini jelas menjadi pukulan berat bagi upaya Ukraina mendapatkan dukungan internasional dalam perang melawan Rusia.
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM – Kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy ke Amerika Serikat (AS) berakhir dengan ketegangan setelah dia terlibat cek-cok dengan mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance di Gedung Putih.
Alih-alih mendapatkan dukungan, Zelenskiy justru diminta untuk pergi, dan kesepakatan penting yang dibawanya pun tidak ditandatangani.
Insiden ini terjadi pada Jumat (17/2/2025), saat Zelenskiy bertemu dengan Trump dan Vance untuk membahas bantuan AS dalam perang Ukraina melawan Rusia.
Namun, pertemuan tersebut berubah menjadi adu argumen sengit di depan media dunia.
Trump dan Vance menuduh Zelenskiy tidak menghormati AS, sementara Zelenskiy berusaha meyakinkan AS agar tidak memihak Presiden Rusia Vladimir Putin.
Akibat insiden ini, hubungan antara Ukraina dan AS, sekutu terpentingnya selama perang, mencapai titik terendah.
Beberapa anggota Partai Republik yang sebelumnya mendukung Ukraina pun berbalik kritik. Senator Lindsey Graham, sekutu dekat Trump, bahkan menyerukan Zelenskiy untuk mengubah sikapnya atau mengundurkan diri.
“Apa yang saya lihat di Ruang Oval adalah tindakan tidak hormat. Saya tidak yakin kita bisa bekerja sama dengan Zelenskiy lagi,” kata Graham.
Kesepakatan Sumber Daya Alam yang Gagal
Zelenskiy datang ke Washington dengan membawa proposal kesepakatan pengembangan sumber daya alam Ukraina bersama AS.
Kesepakatan ini diharapkan bisa memenangkan dukungan lebih besar dari Partai Republik, yang menguasai mayoritas tipis di Senat dan DPR.
Namun, harapan itu pupus setelah pertemuan dengan Trump dan Vance berakhir dengan ketegangan.
Alih-alih mendukung, Trump justru meminta Zelenskiy untuk pergi, dan kesepakatan tersebut tidak ditandatangani.
Para pendukung Ukraina di AS menyayangkan insiden ini.
Perwakilan New York, Mike Lawler, menyebut pertemuan tersebut sebagai “kesempatan yang terlewat bagi AS dan Ukraina.”
Donald Trump Usulkan Seluruh Terdakwa Kasus Pembunuhan di Washington Dihukum Mati |
![]() |
---|
Will Smith Dituding Gunakan Video AI untuk Gambarkan Kerumunan Fans di Tur Inggris |
![]() |
---|
Serangan Rudal Rusia Hantam Perusahaan Elektronik Amerika di Ukraina, Gedung Hancur Lebur |
![]() |
---|
Sanksi Baru Amerika ke Iran, Targetkan Jaringan Minyak Bayangan dan Operator Terminal di Tiongkok |
![]() |
---|
Setelah Putin Disambut Karpet Merah, Eropa Khawatir Zelensky Dipermalukan Trump Lagi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.