Universitas Negeri Gorontalo

Isra Cahyani Bahuwa Mahasiswa UNG Teliti Biji Pepaya sebagai Obat Pembunuh Ulat Grayak

Isra Cahyani Bahuwa, mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Gorontalo

Editor: Fadri Kidjab
Valerie de Limoges/Pexels.com
BIJI PEPAYA: Foto buah pepaya, diambil dari Pexels.com, Senin (24/2/2025). Mahasiswa jurusan Biologi Universitas Negeri Gorontalo meneliti biji pepaya sebagai pestisida alami bagi hewan ulat grayak. 

TRIBUNGORONTALO.COM – Isra Cahyani Bahuwa, mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), meneliti obat pembunuh ulat grayak dari biji papaya.

Hasil penelitian ini ditulis dalam skripsi berjudul "Uji Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoptera litura)", diterbitkan tahun 2021.

Isra menjadikan ulat grayak sebagai subjek penelitan karena hewan ini banyak menyerang tanaman jagung, tomat, cabai, kangkung, kubis, terong, bayam, kedelai, dan sawi.

Ulat grayak juga menyerang tanaman tebu dan tembakau.

"Serangan dari hama ulat grayak mampu memakan habis seluruh daun dan tinggal menyisakan tulang daun. Hal ini menurunkan produktifitas tanaman hingga kegagalan panen," tulis Isra dalam skripsinya, dikutip Senin (24/2/2025),

Menurut Isra, biji pepaya masih dianggap limbah oleh masyarakat dan belum dimanfaatkan secara optimal. 

Isra kemudian menemukan bahwa biji pepaya ternyata memiliki dampak negatif bagi serangga.

Biji pepaya diketahui mengandung enzim papain yakni komponen yang berperan dalam proses pembunuhan larva ulat grayak. 

Ketika racun dari biji pepaya masuk ke dalam tubuh larva melalui lubang-lubang pada tubuhnya, racun tersebut akan menyebar ke seluruh tubuh larva.

Baca juga: Vera P Gintulangi Mahasiswa UNG Gorontalo Analisis Pengaruh Perasan Daun Alpukat terhadap Bakteri

ULAT GRAYAK: Foto ulat grayak atau ulat tentara, diambil dari Pexels.com, Senin (24/2/2025). Mahasiswa UNG meneliti biji pepaya sebagai pembunuh ulat grayak.
ULAT GRAYAK: Foto ulat grayak atau ulat tentara, diambil dari Pexels.com, Senin (24/2/2025). Mahasiswa UNG meneliti biji pepaya sebagai pembunuh ulat grayak. (Pexels.com)

Setelah masuk ke dalam tubuh larva, racun tersebut akan menyerang sistem saraf larva, sehingga dapat mengganggu aktivitas larva. Hal ini dapat menyebabkan larva menjadi lemah, tidak dapat bergerak, dan akhirnya mati.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian ulat grayak tertinggi terdapat pada konsentrasi 1.600 ppm, dengan jumlah kematian sebanyak 26 individu dan nilai persentase 87 persen. 

Sementara itu, kematian terendah terdapat pada perlakuan 1 ppm, dengan jumlah kematian sebanyak 1 individu dan nilai persentase 3 % .

Penelitian pembuatan ekstrak biji pepaya dilakukan di Laboratorium kimia, sedangkan pengujian hipotesis dilakukan di Laboratorium Zoologi jurusan Biologi Universitas Negeri Gorontalo pada Juni sampai Juli 2021.

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat dari biji pepaya sebagai pestisida nabati bagi ulat grayak. (*)

 


(Nurfiska K Rahman/Mahasiswa Magang TribunGorontalo.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved