Berita Gorontalo

Gorontalo Sejak Akhir 2024 tak Lagi Ekspor Sapi, PMK Biang Keroknya

Tercatat, nyaris tiga bulan belum ada satupun sapi Gorontalo  yang berhasil diekspor gara-gara penyakit tersebut. 

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Herjianto Tangahu, TribunGorontalo.com
PMK DI GORONTALO : Ternak Sapi di Pasar Hewan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Minggu (28/4/2024). Dua bulan belum ada ekspor sapi dari Gorontalo ke luar daerah. 

Dalam SE tersebut, saat ini Sulawesi masuk zona merah PMK. 

Namun angka PMK saat ini sudah bisa ditekan, sehingga kemungkinan minggu depan akan keluar SE baru berdasarkan rapat koordinasi dengan Direktorat Karantina Badan Karantina Indonesia (Barantin). 

"Gorontalo akan turun status dari merah ke kuning, karena sudah turun," terangnnya. 

PMK sendiri kendati memiliki angka kematian rendah, namun angka penularannya cukup tinggi. 

Penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya bagi manusia atau bersifat zoonosis. 

"Dia tidak seperti rabies, flu burung atau antraks. Kalau PMK hanya pada hewan kuku belah," jelasnya. 

Hewan yang terkena PMK akan berdampak pada produksi daging dan susunya. 

Sebenarnya temuan pertama PKM di Gorontalo itu terjadi sekitar tahun 2022.

Namun kali ini menjadi sorotan karena ternak menjadi salah satu item program ketahanan pangan. (*/Jian) 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved