Tribun UMKM

Pondok Bebek Al Falah di Gorontalo Berdayakan Santri, Pasarkan Ternak hingga Sulawesi Utara 

Usaha peternakan bebek semakin berkembang di Gorontalo. Salah satunya adalah Pondok Bebek Al Falah.

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Arianto
TERNAK BEBEK - Munkizul menjelaskan peternakan bebek di Desa Tunggulo, Limboto Barat, Gorontalo, Minggu (16/2/2025). Pondok bebek Al Falah memberdayakan santri di pesantren Al Falah. (Sumber Foto: TribunGorontalo.com/Arianto Panambang). 

TRIBUNGORONTALO.COM – Usaha peternakan bebek semakin berkembang di Gorontalo. Salah satunya adalah Pondok Bebek Al Falah.

Pondok ini dikelola oleh Munkizul Umam di Desa Tunggulo, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo. 

Beroperasi sejak akhir 2022, peternakan ini tidak hanya menjadi sumber ekonomi bagi pondok pesantren, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran soft skill bagi para santri.

Hal ini disampaikan langsung Munkizul saat diwawancarai TribunGorontalo.com, Minggu (16/2/2025). 

Menurut Munkizul, bebek dipilih sebagai komoditas utama karena lebih tahan terhadap penyakit ketimbang ayam. Perawatannya pun lebih sederhana.

"Waktu yang dibutuhkan untuk merawat bebek hanya sekitar satu hingga satu setengah jam per hari. Sehingga tetap bisa dijalankan di sela-sela kesibukan saya sebagai ASN dan pimpinan pondok," ujarnya.

Pondok Bebek Al Falah kini telah merambah pasar di luar Gorontalo. Destinasi ke Sulawesi Utara terutama di pasar Lama, serta Sidrap Sulawesi Selatan. 

"Permintaan dari luar Gorontalo lebih dari seribu ekor per pekan, tetapi kami belum bisa memenuhinya sepenuhnya," ungkapnya.

Sementara itu, pemasaran di Gorontalo masih terbatas. Sejauh ini pembelian masih didominasi pemilik rumah makan. Rata-rata permintaan sekitar 50 ekor per pekan.

Meski berkembang pesat, peternakan Al Falah menghadapi kendala dalam ketersediaan pakan khusus bebek.

"Di Gorontalo, pakan khusus bebek hampir tidak tersedia. Sehingga kami terpaksa menggunakan pakan ayam yang sebenarnya memiliki kandungan nutrisi berbeda," jelasnya. 

Untuk mengatasi hal ini, pihaknya memproduksi pakan sendiri dengan mesin pencetak yang diperoleh dari bantuan program Kemandirian Pesantren Kementerian Agama pada akhir 2023.

Baca juga: Cerita Legenda Raja Blongkod di Dunggala Gorontalo, Makam Dijaga Kucing Hitam Berkalung Emas

Munkizul berharap ada dukungan lebih lanjut dari pemerintah untuk pengembangan usaha ini.

"Tahun 2025 ini kami masih mencari peluang bantuan dari instansi terkait untuk memperluas usaha dan membantu lebih banyak peternak mitra," tambahnya.

Selain menjadi sumber pemasukan bagi pondok pesantren, usaha ini juga melatih santri dalam bidang peternakan. 

"Santri mendapatkan pengalaman langsung dalam beternak, dan ketika panen, mereka juga mendapatkan bagian hasilnya untuk dikonsumsi di dapur umum pondok," jelasnya.

Sistem kemitraan dengan peternak lain juga diterapkan.

"Kami membantu pemeliharaan bebek usia 0-20 hari yang masih rentan terhadap penyakit. Setelah itu, mitra kami yang memelihara hingga panen dan membayar setelah panen tiba," kata Munkizul.

Dengan prospek cerah dan tingginya permintaan, Pondok Bebek Al Falah terus berupaya berkembang, baik dalam meningkatkan produksi maupun memperluas jaringan pemasaran.

Tidak hanya menjual bebek hidup, mereka juga mulai mengolah produk makanan berbasis bebek siap saji untuk meningkatkan nilai jual.

Dengan konsep bisnis yang berorientasi pada pemberdayaan dan keberlanjutan, peternakan bebek di Gorontalo ini bisa menjadi contoh sukses kolaborasi antara pendidikan, ekonomi, dan kewirausahaan. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved