Angka pengangguran Gorontalo

Pengangguran di Gorontalo Rendah, Pengamat Sebut Kualitas Ketenagakerjaan Jadi Tantangan

Angka pengangguran di Gorontalo terus mengalami penurunan, namun kualitas dari para pekerja menjadi tantangan tersendiri.

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Prailla Libriana Karauwan
TribunGorontal.com/Dok Pribadi
PENGANGGURAN - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Gorontalo secara makro terbilang cukup baik, dengan angka berkisar antara 2-3 persen, namun kualitas pekerja menjadi tantangan tersendiri kata Pengamat Ekonomi UNG, Boby Rantow Payu saat diwawancarai TribunGorontalo.com, Kamis (13/2/2025) 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Angka pengangguran di Provinsi Gorontalo secara umum terbilang cukup baik, dengan angka berkisar antara 2-3 persen.

Bahkan, secara nasional, Gorontalo termasuk dalam provinsi dengan tingkat pengangguran terendah. 

Namun, di balik angka tersebut, struktur ketenagakerjaan di daerah ini masih menghadapi tantangan yang besar.

Hal ini diungkapkan oleh Boby Rantow Payu, Pengamat Ekonomi Gorontalo saat diwawancarai TribunGorontalo.com, Kamis (13/2/2025)

Baca juga: Kata Pengamat Ekonomi soal Jalan Ringroad Gorontalo

Boby mengungkapkan meskipun angka pengangguran relatif rendah, sebagian besar pekerja di Gorontalo masih berada di sektor nonformal.

"Berdasarkan data BPS, sekitar 64 persen pekerja di Gorontalo bekerja di sektor nonformal, sedangkan hanya sekitar 30 persen yang berada di sektor formal," ungkapnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, kata Boby, terjadi fenomena yang cukup keliru. 

Fenomena tersebut adalah angka pengangguran di Gorontalo membaik, jumlah pekerja formal justru mengalami penurunan.

Kondisi ini disebabkan oleh dua faktor utama, yakni meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan lemahnya daya serap sektor formal dalam menyediakan lapangan pekerjaan baru.

Baca juga: Kasus Dugaan Kades Tipu Warga: Kadis Kominfo Kabupaten Gorontalo Terbitkan Surat Pengalaman Kerja

"Lemahnya daya serap sektor formal ini menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Gorontalo masih belum mampu mengimbangi peningkatan jumlah angkatan kerja," jelas Boby.

Selain itu, Bobby juga menyoroti tingginya angka pengangguran terdidik di Gorontalo. 

Lulusan SMA dan perguruan tinggi menjadi kelompok paling rentan mengalami pengangguran, dengan tren yang terus meningkat. 

"Peningkatan jumlah lulusan pendidikan tinggi tidak serta-merta sejalan dengan ketersediaan lapangan kerja yang sesuai. Ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dan dunia usaha," tambahnya.

Sebagai solusi jangka panjang, Boby menilai bahwa optimalisasi balai latihan kerja bisa menjadi strategi efektif dalam meningkatkan keterampilan pekerja, khususnya di sektor nonformal.

Baca juga: Angka Kemiskinan dan Pengangguran di Gorontalo Menurun, Indeks Pembangunan Manusia Meningkat

Dengan demikian, pekerja memiliki daya saing lebih tinggi dan peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved