Kepiting Langka Gorontalo

Fenomena Langka di Gorontalo Utara! Kepiting Tapal Kuda Berusia 400 Juta Tahun Muncul di Ponelo

Kepiting Tapal Kuda bernama ilmiah Merostomata. Kemunculannya di Gorontalo Utara sejak Desember 2024. 

|
Penulis: Efriet Mukmin | Editor: Wawan Akuba
American Ocean
KEPITING TAPAL KUDA: Kemunculan Kepiting Tapal Kuda di Kepulauan Ponelo, Gorontalo Utara sejak Desember 2024. Kepiting tapal kuda hidup sejak lebih dari 400 juta tahun. Binatang ini dianggap istimewa karena masih bertahan hingga kini. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Kemunculan Kepiting Tapal Kuda atau kepiting belangkas di pesisir Ponelo, Gorontalo Utara, menyita perhatian peneliti. 

Kepiting Tapal Kuda bernama ilmiah Merostomata. Kemunculannya di Gorontalo Utara sejak Desember 2024. 

Perlu diketahui, kepiting tapal kuda hidup sejak lebih dari 400 juta tahun. Binatang ini dianggap istimewa karena masih bertahan hingga kini.

Fenomena langka ini menarik perhatian Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar, yang segera mengambil langkah untuk meneliti lebih lanjut.

Kepala BPSPL Makassar, Permana Yudiarso, mengungkapkan bahwa kemunculan spesies ini bukan sekadar kejadian biasa.

"Dari sisi regulasi, kepiting ini sudah dilindungi berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan B 106 dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999," ujar Permana saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com pada Sabtu (8/2/2025).

Menurut Permana, laporan pertama mengenai kepiting belangkas di lokasi tersebut diterima sejak 6 Juli 2024 dari seorang warga.

Ini merupakan kali kedua spesies ini terpantau di lokasi yang sama, mengindikasikan kemungkinan habitat tetap yang perlu dikaji lebih lanjut.

"Jika kemunculan kepiting belangkas terjadi di tempat yang sama sebanyak dua kali, maka ini perlu diteliti lebih mendalam.

Menurut dia, bisa jadi perairan ini adalah habitat alami mereka, yang merupakan hal langka dan sangat jarang ditemui.

Yudiarso menjelaskan bahwa kepiting belangkas biasanya muncul berpasangan.

Jika terlihat satu ekor, kemungkinan besar pasangannya berada di sekitar lokasi tersebut.

Ia juga menegaskan pentingnya menjaga populasi dan habitatnya agar tidak terganggu oleh aktivitas manusia.

"Kepiting ini sudah dilindungi, sehingga pemanfaatannya tidak bisa sembarangan. Jangan sampai dikonsumsi atau habitatnya dirusak," tegasnya.

Menurut penelitian BPSPL, kepiting belangkas lebih menyukai habitat berlumpur dan berpasir, dengan dominasi lumpur yang memiliki ekosistem mangrove.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved