Info Tekno
Perplexity AI Ajukan Usulan Baru, Pemerintah AS Bisa Miliki 50 Persen Saham TikTok di AS
Proposal ini, diajukan pekan lalu, merupakan revisi dari rencana sebelumnya yang diajukan pada 18 Januari, sehari sebelum undang-undang yang melarang
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Perplexity AI, sebuah startup kecerdasan buatan asal San Francisco, mengajukan proposal baru kepada ByteDance, induk perusahaan TikTok,.
Isi proposal ini memungkinkan pemerintah Amerika Serikat memiliki hingga 50 persen saham dalam entitas baru yang menggabungkan TikTok di AS dengan bisnis Perplexity.
Proposal ini, diajukan pekan lalu, merupakan revisi dari rencana sebelumnya yang diajukan pada 18 Januari, sehari sebelum undang-undang yang melarang TikTok mulai berlaku.
Dalam proposal awal, Perplexity berencana membentuk struktur baru yang melibatkan investasi dari pihak lain, namun ByteDance belum memberikan tanggapan.
Dalam revisi terbaru, pemerintah AS akan mendapatkan kepemilikan hingga setengah dari entitas baru tersebut setelah melakukan penawaran umum perdana (IPO) senilai minimal $300 miliar.
Meski demikian, saham pemerintah tidak akan memiliki hak suara atau kursi di dewan direksi.
Menurut dokumen yang dilihat oleh Associated Press, ByteDance tidak harus sepenuhnya memutus hubungan dengan TikTok.
Namun, mereka harus menyetujui "kendali penuh oleh dewan direksi AS." ByteDance akan menyumbangkan bisnis TikTok di AS, tetapi tanpa menyertakan algoritma utama yang mengatur konten di aplikasi.
Sebagai gantinya, investor ByteDance saat ini akan menerima ekuitas di entitas baru tersebut.
Steven Mnuchin, mantan Menteri Keuangan AS, sempat mengusulkan pendekatan serupa. Ia menyatakan bahwa pemisahan kepemilikan teknologi dari ByteDance adalah langkah penting untuk mematuhi hukum dan menghilangkan risiko keamanan.
Proposal ini muncul di tengah meningkatnya minat dari berbagai investor terhadap TikTok. Mantan Presiden Donald Trump menyebut bahwa kesepakatan terkait TikTok dapat tercapai dalam waktu 30 hari.
Trump, dalam sebuah wawancara di pesawat Air Force One, mengungkapkan bahwa "orang-orang penting" tengah berdiskusi dengannya soal masa depan TikTok di AS.
ByteDance dan TikTok belum memberikan komentar resmi terkait proposal Perplexity ini.
TikTok menghadapi ancaman pelarangan di AS karena kekhawatiran atas kepemilikan data pengguna dan pengaruh algoritma yang dimiliki ByteDance.
Pemerintah AS menilai bahwa kontrol atas algoritma TikTok oleh perusahaan asal Tiongkok tersebut dapat menjadi risiko keamanan nasional, meskipun hingga saat ini belum ada bukti publik yang menunjukkan data pengguna TikTok diserahkan kepada otoritas Tiongkok.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.