Berita Viral
Diduga Keseringan Makan Seblak, Ratusan Wanita di Karawang Alami Anemia, Begini Kata Ahli Gizi
Berdasarkan laporan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Kabupaten Karawang, Nurmala Hasanah, sebanyak 8.861 dari 33.106 remaja putri di wilayah itu
TRIBUNGORONTALO.COM -- Ratusan wanita di Karawang mengalami anemia.
Kekurangan darah yang dialami oleh wanita ini disebabkan keseringan makan seblak.
Seblak merupakan makanan yang berbahan dasar mie dan diracik sehingga membuat siapa saja yang mencobanya pasti tertarik.
Dilansir dari TribunMedan.com, Berdasarkan laporan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Kabupaten Karawang, Nurmala Hasanah, sebanyak 8.861 dari 33.106 remaja putri di wilayah tersebut terkena anemia.
"Nurmala menjelaskan bahwa anemia disebabkan pola makan tidak sehat serta kurangnya asupan nutrisi dan serat. Banyak remaja lebih memilih mengonsumsi mi bakso dan seblak," tulis unggahan tersebut.
Baca juga: Siswa Kelas 2 SD Mendadak Buta Permanen Akibat Keseringan Makan Sosis dan Nugget Sejak Kecil
Unggahan itu pun langsung dibanjiri komentar warganet.
Mereka berbeda pandangan menanggapi informasi tersebut.
Sebagian setuju bahwa seblak adalah makanan yang tidak sehat.
Selain itu ada juga yang menyebut anemia bukan disebabkan oleh makanannya, melainkan dari minuman teh yang biasanya dikonsumsi setelah makan seblak.
Lalu, apakah benar seblak bisa sebabkan anemia?
Kaitan antara seblak dan anemia
Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia, Inge Permadhi mengonfirmasi bahwa seblah bisa menyebabkan anemia jika komposisinya lebih banyak karbohidrat dan lemaknya, tetapi kurang protein.
Contohnya, dalam satu porsi seblak hanya terdiri dari kerupuk, mi, sayur, dan beberapa potongan bakso saja.
Baca juga: Makanan Viral Gorontalo, Seblak Prasmanan Teh Enci Harga Murah
Padahal, protein baik hewani dan nabati adalah bahan utama pembuatan sel darah merah.
Inge menyebut, selain protein, untuk mencegah anemia juga dibutuhkan zat besi yang bisa didapati dari makanan hewani seperti daging merah, hati, seafood atau dari sumber nabati seperti sayuran hijau.
"Sumber energinya karbohidrat dan lemak ada, tapi proteinnya kurang, tidak bisa membentuk sel darah merah yang cukup," ujarnya, Sabtu (18/1/20250 dikutip dari Kompas.com.
Menurut Inge, protein untuk seblak tidak harus didapat dari real food atau makanan segar, tetapi bisa juga dari makanan beku, seperti sosis dan bakso, asalkan jumlahnya mencukupi kebutuhan protein harian.
"Secara keseluruhan harus mencapai 0,8 sampai 1 gram per kilogram berat badan ideal untuk bisa membentuk sel darah merah, membentuk otot, memperbaiki jaringan yang rusak," jelasnya.
Selain protein, kata Inge, untuk mencegah anemia juga dibutuhkan zat besi yang bisa didapat dari makanan hewani atau nabati seperti sayur.
Dia juga membenarkan bahwa minum teh setelah makan seblak bisa saja menghambat penyerapan zat besi yang terdapat pada bahan makanan, akibat kandungan tanin pada teh.
Meski pengaruhnya tidak cukup signifikan.
Baca juga: Cerita Satria Maulana Rintis Warung Seblak hingga Raup Omzet Rp50 Juta Sehari, Modal Awalnya Segini
"Teh memang akan mengambat, tapi teh yang diminum bukan yang benar-benar kental kan, jadi ada pengaruhnya tapi tidak sebesar karena kekurangan protein," paparnya.
Cara konsumsi seblak agar terhindar dari anemia
Lebih lanjut, Inget mengatakan, pada dasarnya komposisi makanan, termasuk seblak, harus seimbang sesuai dengan konsep Piring Makanku.
Artinya, seblak sebaiknya tidak melulu hanya mengandung karbohidrat dan lemak, tetapi mesti dilengkapi dengan lauk hewani dan nabati, serta sayur.
"Sama halnya seperti nasi digoreng kan rasanya sudah enak dikasih garam sedikit karena dia terdiri dari karbohidrat dan lemak. Tapi kalau makan nasi goreng saja bisa anemia juga," ujarnya, mencontohkan.
Demi mencegah anemia, Inge menyarankan untuk menambah sumber protein dan zat besi lebih banyak, misalnya, seperti lauk hewani dari telur, ayam, daging, hati, atau ikan, dan lauk nabati seperti dari tahu dan tempe.
Selain sebagai sumber protein, daging merah, ayam, dan hati juga mengandung zat besi yang mudah diserap oleh tubuh.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.