Siswa Gorontalo Dibully
Kepsek SDN 41 Hulontalangi Gorontalo Dilema soal Kasus Bullying Anak Autis di Sekolah
Kasus ini pertama kali mencuat pada tahun 2024 setelah orang tua korban melaporkan bahwa anaknya yang merupakan penyandang autisme menjadi korban peru
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Wawan Akuba
Ia menegaskan bahwa siswa berkebutuhan khusus di SDN 41 Hulontalangi, termasuk siswa autis, mendapatkan perlakuan setara dengan siswa lainnya, meskipun pembelajaran mereka disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
“Kami berupaya memastikan bahwa hak-hak mereka sama seperti siswa lainnya, tanpa diskriminasi. Namun, ini tentu membutuhkan perhatian lebih karena setiap siswa memiliki kebutuhan yang unik,” ujarnya.
Kasus ini telah dilaporkan ke Dinas Perlindungan Anak (PPA) Kota Gorontalo oleh orang tua korban, yang berharap adanya solusi yang adil dan berkelanjutan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Ramli sendiri menegaskan bahwa pihak sekolah akan terus melakukan upaya preventif sembari menjaga hubungan baik dengan semua pihak terkait.
“Kami berharap semua pihak dapat berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua siswa,” pungkasnya.
Curhat Orang Tua
SK, orang tua siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 41 Hulonthalangi, Kota Gorontalo, menceritakan anaknya menjadi korban perundungan (bullying).
Siswa berinisial J (11) disebut mengalami trauma mendalam akibat perundungan verbal hingga kekerasan fisik.
Menurut SK, kejadian ini berlangsung sejak September 2024 hingga Januari 2025.
"Anak saya dibully secara lisan dan fisik, dan itu berlangsung sampai beberapa kali," ungkapnya kepada TribunGorontalo.com, Kamis (16/1/2025).
Awalnya orang tua korban melihat anaknya yang begitu murung dan terlihat sedih.
Kata SK, ia merasakan anaknya sedang tidak baik-baik saja saat itu.
"Karena saya melihat anak saya seperti ada yang beda, makanya saya tanyakan langsung, ada apa dan kenapa? Akhirnya dia mau mengaku, ternyata di-bully temannya," jelasnya.
SK mengaku awalnya anaknya di-bully oleh kakak kelas korban.
J yang merupakan anak berkebutuhan khusus itu diejek oleh teman-temannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.