Longsor Kelurahan Botu Gorontalo
Korban Longsor Botu Gorontalo Alami Pembekuan Darah Tertindih Lemari
Sebelumnya tragedi di Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo, pada Senin malam (16/12/2024) itu menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban.
Penulis: Faisal Husuna | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Keluarga membocorkan kondisi korban tanah longsor di Kelurahan Botu, Gorontalo pada Selasa dini hari tadi (17/12/2024).
Sebelumnya tragedi di Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo, pada Senin malam (16/12/2024) itu menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban.
Abdurrahman Daud alias Noval, korban yang selamat dari musibah tersebut, mengalami luka berat akibat benturan material longsor dan perabotan rumah.
Menurut pengakuan keluarganya, Abdurrahman kini menghadapi kondisi serius berupa pembekuan darah di bagian dada.
Musibah ini terjadi pada Selasa dini hari, sekitar pukul 00.30 WITA, setelah hujan deras mengguyur Kota Gorontalo sejak sore hari.
Longsor dipicu oleh tanah di tebing dekat Sungai Bone yang tidak mampu menahan aliran air akibat hujan deras.
Material longsor berupa tanah bercampur batu besar dan pepohonan menimpa rumah pasangan Abdurrahman Daud dan Mega Tajuju di RT 01 RW 01, Kelurahan Botu.
Saat kejadian, seluruh anggota keluarga sedang berada di dalam rumah.
Abdurrahman dan istrinya, Mega, berada di ruang belakang, sementara ketiga anak mereka tidur di kamar depan.
Saat longsor tiba-tiba menghantam rumah, suara gemuruh keras membangunkan anak-anak, yang langsung melarikan diri ke luar rumah.
Sementara itu, Abdurrahman dan Mega tidak sempat menyelamatkan diri. Longsor menghancurkan rumah mereka hingga rata dengan tanah.
Warga sekitar yang mendengar suara longsor segera datang untuk membantu evakuasi.
Mega ditemukan meninggal dunia di lokasi kejadian akibat tertimpa material berat.
Abdurrahman berhasil diselamatkan dalam kondisi terluka parah.
Ia mengalami benturan keras yang menyebabkan pembekuan darah di bagian dada.
Dengan segera, warga membawanya ke RSUD Aloe Saboe untuk mendapatkan perawatan medis intensif.
Kondisi Korban
Abdurrahman, seorang tukang bentor yang menjadi tulang punggung keluarga, kini sedang berjuang melawan luka beratnya di rumah sakit.
Tim dokter menyatakan bahwa ia harus menjalani operasi untuk menangani pembekuan darah yang membahayakan nyawanya.
“Menurut dokter, ada pembekuan darah di bagian dada akibat benturan keras saat longsor. Sekarang dia harus dioperasi secepat mungkin,” ujar salah satu anggota keluarga pada Selasa (17/12/2024).
Ketiga anak Abdurrahman, yang masih kecil, kini berada dalam pengawasan keluarga besar mereka.
Meski selamat secara fisik, mereka mengalami trauma mendalam akibat kejadian ini.
Keluarga korban berharap Abdurrahman dapat segera menjalani operasi dan pulih dari kondisi kritisnya.
Mereka juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada warga sekitar yang telah membantu proses evakuasi dan memberikan dukungan moral selama masa sulit ini.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Instalasi-Gawat-Darurat-RS-Aloei-Saboe-RSAS-Gorontalo.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.