Berita Viral
Warga 1 Kampung di Tembalang Berangkat Umroh usai Nabung Selama 7 Tahun, Mulai Nabung 2017
Satu kampung di Semarang berhasil berangkat umroh bersama. Sejak tahun 2017, mereka konsisten mengumpulkan uang
TRIBUNGORONTALO.COM -- Satu kampung di Semarang berhasil berangkat umroh bersama.
Mereka bisa berangkat umroh bareng sebab ketekunan juga komitmen mereka untuk dapat berangkat ke tanah suci.
Walaupun dengan berlatar profesi yang berbeda mulai dari penjual pecel lele hingga tukang bersih kos.
Mereka dapat menunaikan ibadah di Mekkah.
Warga 1 kampung ini bisa umrah bersamaan dan kisahnya menjadi viral.
Baca juga: Karyawan Bank di Majalengka Nekat Gelapkan Dana Nasabah Senilai Rp1,43 Miliar, Kini Diringkus Polisi
Sebanyak 97 orang dari Kelurahan Tembalang, Kota Semarang berangkat ibadah umrah ke Tanah Suci pada Minggu (8/12/2024) malam.
Terungkap cara mereka bisa mencapai hal tersebut.
Rupanya mereka sudah menabung selama 7 tahun.
Sejak tahun 2017, mereka konsisten mengumpulkan uang, seperti dilansir dari Kompas.com.
Ketua Panitia, Istna Mangisah, mengatakan, warga yang mengikuti umrah merupakan jemaah Majelis Taklim Al-Fikri dengan berbagai profesi, mulai dari ibu rumah tangga (IRT), penjual pecel, hingga tukang bersih kos-kosan.
"Mereka mulai nabung dari tahun 2017, setiap minggunya ada yang nabung Rp 50.000, ada yang Rp 100.000," ucap Istna, Minggu (8/12/2024) malam.
Lebih jelas, Istna mengatakan, perjuangan warga Tembalang untuk berangkat ke Tanah Suci tidaklah mudah.
Terlebih saat era Covid-19 melanda Indonesia dan dunia pada 2020, gerakan menabung itu sempat terhenti lantaran kondisi ekonomi.
Bahkan, sebagian warga terpaksa mengambil uang tabungan untuk bertahan hidup.
Baca juga: Karena Ingin Cicipi Cokelat yang Viral, Wanita Ini Ditipu Rp 50Juta oleh Akun Jastip di Palembang
"Tahun 2020 kita kena Covid-19, banyak yang uangnya dipakai untuk makan sehari-hari. Terus mulai semangat lagi pas pertengahan tahun 2021," ucap dia.
Dengan berbagai dorongan semangat, akhirnya tabungan warga Kelurahan Tembalang sudah berhasil mencapai target.
Dengan demikian, jemaah Majelis Taklim Al-Fikri itu bisa berangkat ke Tanah Suci pada akhir tahun 2024.
"Alhamdulillah keinginan berangkat umrah bareng terwujud. Biaya berangkat umrah sebenarnya Rp 30 juta, tapi karena kami rombongan, dari biro jadi dapat diskon," ucap Istna.
Sementara itu, salah satu jemaah Majelis Taklim Al-Fikri, Dasih, mengaku, merasa sangat haru dan senang akhirnya bisa berangkat ke tanah suci.
Dirinya menyebutkan, awalnya Dasih sempat pesimistis bisa berangkat umrah ke Tanah Suci karena merasa tidak bisa melunasi tabungan dengan waktu yang sudah ditentukan.
Sebab, saat pandemi Covid-19 tahun 2020, uang tabungannya diambil untuk bertahan hidup.
Baca juga: Gegara Suka Ganggu Keluarga, Bocah 4 Tahun Viral Dibawa Ke Kantor Polisi, Pulang Langsung Minta Maaf
"Alhamdulillah dengan kekuatan doa dan usaha, akhirnya berangkat berdua bersama anak saya," ucap Dasih.
Dasih juga menceritakan perjuangannya menabung untuk bisa ikut berangkat umrah pada tahun ini.
Selain berjualan pecel lele, Dasih juga dibantu anaknya yang tiap harinya menarik ojek.
Dengan kurun waktu lebih kurang satu setengah tahun, akhirnya Dasih dan anaknya bisa berangkat umrah bersama Majelis Taklim Al-Fikri.
"Nabung lebih dari satu setengah tahun, tapi apapun keinginan direm dulu. Yang penting tujuannya umrah," pungkas Dasih.
Kisah menginspirasi serupa juga datang dari Jombang, Jawa Timur.
Sebanyak 35 orang yang berasal dari Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, berangkat umrah secara bersama-sama.
Rombongan jemaah umrah yang merupakan warga satu kampung tersebut berangkat ke Tanah Suci pada Minggu (29/9/2024).
"Jadwal pulangnya tanggal 14 Oktober 2024, hari Senin," kata Sudirman, warga Desa Genukwatu, saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Rabu (9/10/2024).
Baca juga: Gegara Suka Ganggu Keluarga, Bocah 4 Tahun Viral Dibawa Ke Kantor Polisi, Pulang Langsung Minta Maaf
Dia mengungkapkan, pemberangkatan umrah secara bersama-sama pada tahun ini merupakan periode kedua yang dilakukan warga Desa Genukwatu.
Pada 2023, sebut dia, sebanyak 55 orang dari beberapa dusun di Desa Genukwatu juga berangkat umrah bersama-sama.
Sudirman menuturkan, ide untuk berangkat umrah bersama-sama awalnya berupa candaan.
Saat itu, dia bersama puluhan warga melakukan perjalanan ke Jawa Tengah untuk ziarah ke makam salah satu wali dari Walisongo.
Sudirman yang kala itu masih menjabat sebagai Kepala Desa Genukwatu dan ikut dalam rombongan, diminta untuk menyampaikan sambutan.
Dalam sambutannya kala itu, Sudirman mengajak para peziarah Walisongo berdoa agar nantinya juga bisa berangkat umrah secara bersama-sama.
Namun, candaan Sudirman rupanya diamini para peziarah.
Baca juga: Gusnar Ismail Identifikasi Jenis Hiu Viral Dijual di TPI Gorontalo, Bukan Spesies Dilindungi
Mereka pun berdoa bersama agar rombongan itu bisa berangkat ke Tanah Suci secara bersama-sama.
"Waktu itu sebenarnya bercanda, tetapi semua waktu itu mengamini. Itu (berziarah) pada 2017," kata Sudirman.
Sepulang ziarah makam Walisongo, candaan untuk berangkat umrah secara bersama-sama masih terkenang di pikiran masing-masing peziarah.
Menurut Sudirman, karena tinggal di desa yang sama dan sering ketemu, gagasan untuk bisa berangkat umrah bareng-bareng makin menguat.
"Awalnya memang bercanda, tetapi kemudian banyak yang bertanya gimana caranya bisa umrah bareng-bareng," ujar dia.
Dari perbincangan ke perbincangan, ungkap Sudirman, muncul ide untuk membuka tabungan haji dan umrah bagi warga Desa Genukwatu, khususnya yang rutin mengikuti rombongan ziarah Walisongo.
Tercetusnya gagasan membuka tabungan haji dan umrah, terinspirasi dari penggalian dan pengelolaan dana santunan anak yatim yang telah berlangsung sejak 2012 di Desa Genukwatu.
Di Desa Genukwatu, tutur Sudirman, donasi dari warga setiap bulan bisa mencapai Rp 10 juta hingga Rp 12 juta.
Donasi dari warga tersebut, kemudian didistribusikan kepada anak yatim secara tunai dan ditabung atas nama anak yatim penerima santunan.
Baca juga: Viral Ikan Hiu Dijual di TPI Gorontalo, BPSPL Ungkap Regulasi Perlindungan Spesies Laut
"Itu sudah berjalan bertahun-tahun. Nah, dari situ muncul inspirasi, kalau uang dikumpulkan sedikit demi sedikit, nantinya akan menjadi banyak," kata Sudirman.
"Waktu itu kemudian terpikir, bagaimana kalau kita menabung Rp 10.000 perhari. Kalau rutin setiap hari, hitungannya setelah 5 tahun pasti sudah banyak," lanjut dia.
Ide menabung untuk biaya haji dan umrah akhirnya disampaikan kepada masyarakat yang biasanya pergi berziarah ke makam Walisongo.
Rupanya, kata Sudirman, gagasan tersebut disambut baik oleh warga.
Pada 2018, pembukaan tabungan haji dan umrah kemudian diwujudkan bersama-sama dengan pengurus ranting NU Desa Genukwatu.
Saat dibuka, ungkap mantan Kepala Desa Genukwatu pada 2007 hingga 2019 tersebut, ada 200 orang yang ikut membuka tabungan haji dan umrah.
Pembukaan besaran tabungan, kata Sudirman, sangat bervariasi.
Ada yang membuka dengan jumlah Rp 10.000, Rp 200.000 hingga Rp 500.000.
"Jumlahnya tidak kita batasi, berapapun diterima. Karena memang pikiran kita dari awal, kalau rutin Rp 10.000 per hari, maka satu bulan ketemu Rp 300.000," ungkap Sudirman.
"Dari Rp 10.000 perhari, akan ketemu berapa setelah lima tahun? Pasti sudah banyak kan. Ternyata, setelah berjalan 3 tahun, banyak yang merasa perlu menambah jumlah tabungan agar bisa cepat berangkat," lanjut dia.
Hingga akhirnya, ungkap Sudirman, sebanyak 55 orang dari Desa Genukwatu yang bisa berangkat umrah secara bersama-sama pada September 2023.
Baca juga: Baru 4 Hari Kerja, SPG Rokok Elektik Ini Viral Gegara Dilecehkan Anggota DPRD Kabupaten Cirebon
"Tahun ini ada 35 orang, itu dari desa sini semua. Alhamdulillah, tahun depan ada banyak yang lunas dan bisa bareng-bareng berangkat umrah," kata Sudirman.
Dia menambahkan, untuk bisa berangkat umrah, setiap penabung wajib memenuhi jumlah tabungan minimal Rp 32,5 juta.
Jumlah minimal tabungan tersebut, lanjut Sudirman, ternyata bisa dipenuhi warga dengan cara rutin menabung.
Bahkan, ungkap dia, tahun lalu atau periode pertama pemberangkatan, ada jemaah yang setiap harinya bekerja sebagai buruh tani, bisa berangkat umrah bersama-sama setelah menabung selama 5 tahun.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Nabung 7 Tahun, Warga 1 Kampung Bisa Umrah Bersama, Ada Penjual Pecel Lele hingga Tukang Bersih Kos
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.