Partai Cokelat di Pilkada

Kata Jokowi Soal Dugaan Partai Cokelat Terlibat di Pilkada 2024, Minta Buktikan dan Laporkan

Mantan Presiden Joko Widodo menanggapi dugaan adanya keterlibatan partai cokelat dalam Pilkada 2024. Tudingan tersebut menyebut mengerahkan aparat kep

Editor: Ponge Aldi
KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN)
Jokowi bersama Calon Gubernur nomor urut 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin pawai keliling kota di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (16/11/2024). 

TRIBUNGORONTALO.COM - Mantan Presiden Joko Widodo menanggapi dugaan adanya keterlibatan partai cokelat dalam Pilkada 2024.

Tudingan tersebut menyebut mengerahkan aparat kepolisian untuk intervensi dalam Pilkada 2024, khususnya Pilgub Jawa Tengah.

Jokowi diketahui mendukung pasangan calon gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan Taj Yasin, yang saat ini unggul berdasarkan hasil quick count dari sejumlah lembaga survei.

 Mereka berhasil mengalahkan pesaingnya, Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi, yang didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

"Itu dibuktikan saja, jangan hanya tuduhan-tuduhan," ujar Jokowi saat memberikan keterangan di Masjid Raya Medan pada Jumat, 29 November 2024.

Ia juga mendorong pihak yang merasa dirugikan untuk melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atau Mahkamah Konstitusi (MK), menekankan bahwa semua proses Pilkada Jateng mengikuti mekanisme yang ada.

"Dilaporkan ke Bawaslu kan ada mekanismenya atau dibawa ke MK (Mahkamah Konstitusi)," katanya. 

Tuduhan dari PDIP
 
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menyebut Jokowi dan "partai cokelat" sebagai bagian dari sisi gelap demokrasi dalam Pilkada serentak, termasuk di Jateng.

Menurutnya, ada intimidasi yang dilakukan untuk memenangkan calon yang didukung oleh Jokowi.

"Ini adalah perpaduan dari tiga aspek: ambisi Jokowi, gerakan Partai Cokelat, dan PJ Kepala Daerah. Ini menjadi kejahatan terhadap demokrasi," kata Hasto Kristiyanto dalam konfrensi pers di kantor DPP PDI Perjuangan, Kamis 28 November 2024. 

Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus, juga mengkritik budaya politik yang disebutnya "Jokowisme," yang dinilai menghalalkan segala cara untuk mencapai kemenangan.

"Dengan segala cara dan kekuasaan yang dimilikinya, melakukan upaya-upaya untuk menghasilkan Pemilu sesuai keinginannya," ujar Deddy. 

Apa yang Terjadi di Jateng?

Deddy Sitorus mengeklaim bahwa saat ini Jawa Tengah bukan lagi "kandang banteng" PDIP, melainkan "kandang bansos dan partai cokelat." Ia menekankan bahwa kekuasaan yang ada saat ini telah mempengaruhi proses politik di wilayah tersebut.

Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, mengekspresikan keprihatinan terhadap situasi di Jateng, mengingat pengalaman politiknya di daerah tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved