Erupsi Gunung Lewotobi

Nasib Ribuan Wisatawan di Pulau Komodo Pasca Erupsi Gunung Lewotobi

Penutupan ini membuat ribuan wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, tertahan di Labuan Bajo dan terpaksa mencari alternatif lain untuk

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Kompas.com/Nansianus Taris
Wisatawan nusantara dan mancanegara antre di terminal Pelabuhan Labuan Bajo, Rabu (13/11/2024) malam. 

TRIBUNGORONTALO.COM — Lima hari sudah Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditutup akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur.

Penutupan ini membuat ribuan wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, tertahan di Labuan Bajo dan terpaksa mencari alternatif lain untuk meninggalkan kota wisata ini.

Pada Rabu (13/11/2024) malam, Kompas.com melaporkan kepadatan luar biasa di terminal Pelabuhan Marina Labuan Bajo.

Wisatawan terlihat berdesakan dan mengantre panjang untuk mendapatkan tiket kapal.

Sudah lima hari mereka menunggu, berharap bandara segera dibuka, namun hingga kini belum ada kepastian kapan penerbangan dapat kembali normal.

Menurut Kepala KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, sejak Minggu (10/11) hingga Rabu (13/11), ratusan kapal telah dikerahkan untuk mengevakuasi wisatawan yang terdampak situasi ini.

“Per Rabu (13/11/2024), jumlah kapal yang melakukan evakuasi mencapai 114 unit, dengan total penumpang yang dievakuasi sebanyak 3.292 orang,” kata Stephanus dari Pelabuhan Labuan Bajo, Rabu malam.

Para wisatawan yang tidak bisa terbang, kini bergantung pada kapal-kapal yang menuju ke sejumlah daerah seperti Surabaya, Bima, Lombok, dan Sape.

Armada yang digunakan pun beragam, mulai dari kapal roro hingga speed boat.

Untuk memfasilitasi evakuasi, KSOP Kelas III Labuan Bajo membuka posko kesiapan transportasi, memberikan pelayanan informasi, dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait.

"Malam ini, ada keberangkatan KMP Niki Mila Utama pada pukul 21.00 WITA dan KMP Binaiya pada pukul 23.00 WITA," ujar Stephanus.

Ia menambahkan bahwa kondisi cuaca, termasuk gelombang laut dan arus, masih aman untuk pelayaran, meskipun jarak pandang sedikit terganggu oleh kabut tipis.

Selama proses evakuasi berlangsung, Pelabuhan Marina Waterfront dan Wae Kelambu Multi-Purpose dinyatakan aman dan dalam kondisi terkendali.

Stephanus menyampaikan bahwa pihaknya bekerja keras memastikan proses evakuasi berjalan lancar, sementara mereka menunggu perkembangan terbaru dari aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.

Penutupan Bandara Komodo akibat abu vulkanik ini menjadi pukulan bagi sektor pariwisata Labuan Bajo yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan, khususnya di akhir pekan.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved