Human Interest Story

Cerita Sumiati Amune, Penyapu Jalan di Bone Bolango Gorontalo

Meski panas menyengat, ia tetap melanjutkan aktivitasnya menyapu di halaman Kampus 4 Universitas Negeri Gorontalo (UNG) di Bone Bolango.

|
Penulis: Faisal Husuna | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Faisal Husuna, TribunGorontalo.com
Sumiati Amune, saat membersihkan halaman di depan gerbang kampus 4 UNG Bone Bolango, Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Sosok perempuan berseragam rapi dengan topi melindungi kepala, tengah sibuk di bawah teriknya matahari.

Meski panas menyengat, ia tetap melanjutkan aktivitasnya menyapu di halaman Kampus 4 Universitas Negeri Gorontalo (UNG) di Bone Bolango, Gorontalo.

Dengan tangan kokoh memegang sapu lidi, Sumiati Amune menjalani rutinitasnya tanpa menghiraukan cuaca panas yang tak kenal ampun.

Sumiati, petugas kebersihan kampus yang sudah setia dengan tugasnya, terus menyapu dedaunan dan sampah yang berserakan.

Panasnya suhu udara atau debu yang berterbangan tak menghalanginya untuk tetap mengayunkan sapu lidinya demi menjaga kebersihan kampus.

Bagi Sumiati, kebersihan halaman kampus lebih penting daripada panas yang menyengat; baginya, mahasiswa dan seluruh sivitas akademika berhak menikmati kampus yang bersih dan rapi.

Dengan penuh ketekunan, Sumiati memunguti sampah, menyapu daun-daun kering, dan mengumpulkannya dalam karung besar.

Tugas yang tampak sederhana ini bukan tanpa kendala. Ia sering kali harus melawan angin meniup kembali sampah yang telah susah payah ia kumpulkan. 

"Rumputnya banyak sekali, apalagi kalau siang begini. Baku tangkis dengan angin," katanya sambil tertawa.

Setiap pagi, sekitar pukul 06.00, Sumiati berangkat dari Desa Tinelo, Kecamatan Suwawa, Bone Bolango.

Ia memulai pekerjaannya dan mengambil jeda singkat 10 menit sebelum pukul 11.00 siang, lalu melanjutkan tugas pada pukul 12.30 hingga sore.

Sumiati tidak sendirian, ditemani seorang rekan kerja yang juga menjaga kebersihan area kampus pada jam yang sama.

Rutinitas membersihkan halaman kampus bukanlah semata-mata tentang menyapu sampah dan dedaunan.

Bagi Sumiati, ada tanggung jawab besar yang dipikulnya untuk mendukung keluarganya.

Meski ia tidak merinci penghasilannya, senyuman tipis dan wajah bersahaja menggambarkan rasa syukur atas penghasilannya yang cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved