Human Interest Story

Cerita Usman Musa, Tukang Jahit Pakaian di Gorontalo

Usman Musa (39) tukang jahit berasal dari Desa Ilomata, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo rela mengadu nasib ke Kota Gorontalo

Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Ponge Aldi
TRIBUNGORONTALO/JEFRY POTABUGA
Usman Musa (39) tukang jahit berasal dari Desa Ilomata, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo rela mengadu nasib ke Kota Gorontalo 

"Kalau di kampung paling hanya diminta jahit yang kecil-kecil saja," terangnya.

Saat ini Usman telah memiliki dua orang anak, yang kakak sudah kelas dua SMA dan yang anak kedua masih duduk di bangku sekolah dasar.

Usman pun pulang ke kampung seminggu sekali kadang dua minggu sekali.

Ia jarang pulang bukan karena tidak rindu keluarga, tetapi jarak yang cukup jauh, terlebih saat ia kecapean ia terpaksa mengurungkan niatnya untuk pulang.

"Kalau kecapean saya terpaksa tidak pulang, kadang saya tidur di tempat jahit ini," tuturnya.

Usman menamai usahanya itu Tamsir Taylor, meski lokasinya cukup sederhana ia mengaku usaha ini telah menghidupi keluarga kecilnya.

Lanjut Usman, ia pun bersyukur saat ini usahanya sudah banyak dikenal.

Hal itu karena Usman lebih mengedepankan kualitas dari jahitan.

Untuk jahitan yang ia tawarkan seperti jahitan PDL, PDH, baju dinas dan memperkecil pakaian.

"Kadang dapat proyek dari kampus dan perusahaan-perusahaan," tuturnya.

Untuk pakaian perempuan dan laki-laki harganya sama. Harga sendiri Usman mematok satu pasang Rp250 ribu.

Sementara baju kerawang Rp150 ribu, namun semua tergantung dari kesulitan pakaian.

"Itu yang untuk jahit baru, berbeda dengan permak itu hanya uang rokok, biasanya Rp15 sampai Rp20 ribu," ujarnya.

Usman menuturkan sampai dengan saat ini ia belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Ia berharap pemerintah bisa memperhatikan usahanya. Dirinya hingga sampai dengan sekarang berusaha untuk mencari cara bisa mengusulkan bantuan mesin jahit.

Namun niatnya belum juga berhasil sampai sekarang.

"Saya sangat bersyukur jika ada bantuan dari pemerintah, biar hanya satu mesin jahit, Alhamdulillah," pungkasnya. (*/Jefry)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved