Tribun Podcast

FULL Wawancara Eksklusif : Cerita Pj Gubernur Rudy Salahuddin : Masa Kecil hingga Pimpin Gorontalo

Berikut wawancara eksklusif TribunGorontalo.com dengan Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin dalam sesi podcast edisi Tribun Ngopi 'Ngobrol

|
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Ponge Aldi

TRIBUNGORONTALO.COM - Berikut wawancara eksklusif TribunGorontalo.com dengan Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin dalam sesi podcast edisi Tribun Ngopi 'Ngobrol sang pemimpin'

Podcast dipandu Manajer Content TribunGorontalo.com, Aldi Ponge ini tayang di YouTube dan Facebook Tribun Gorontalo pada Kamis 31 Oktober 2024.

Berikut wawancara lengkap Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin (RS) dengan (Tribun Gorontalo): 

Tribun: Pak akhir-akhir ini apa saja aktivitasnya?

RS: Aktivitas terkahir seperti biasa, koordinasi dengan OPD terkait hal-hal yang menjadi pekerjaan rumah. 

Termasuk juga penyerapan anggaran target-target sampai dengan akhir tahun. Proyek-proyek apa yang masih perlu deviasi dan lain sebagainya.

Termasuk juga road show ke kabupaten/kota dibeberapa Minggu terkahir ini untuk sama-sama kita berkoordinasi untuk terkait masalah stunting, kemiskinan ekstrem, lalu juga inflasi dan lain sebagainya.

Tribun: Berarti Tribuners ingin tau dari pagi sampai malam itu sibuk dengan agenda?

RS: Alhamdulilah, dari pagi biasanya sudah ada tamu lalu di kantor, malam juga masih ada audiens dengan masyarakat

Tribun: Terus untuk menjaga stamina tetap sehat seperti apa pak?

RS: Kalau menjaga stamina tentu kita harus olahraga saja.

Tribun: Olahraganya apa pak?

RS: Olahraga biasanya saya dengan komunitas-komunitas di sini saja, kalau di Jakarta lari sepeda, berenang tapi biasanya di sini kenalan sama teman-teman komunitas saya ikut lari dengan Gorontalo Runnner, kalau sepeda dengan Gorontalo bike community, lumayan mengisi waktu luang juga bisa tetap sehat.

Pj Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin saat wawancara eksklusif TribunGorontalo.com dalam Tribun Podcast edisi Tribun Ngopi 'Ngobrol Sang Pemimpin' yang dipandu Manajer Content TribunGorontalo.com, Aldi Ponge.
Pj Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin saat wawancara eksklusif TribunGorontalo.com dalam Tribun Podcast edisi Tribun Ngopi 'Ngobrol Sang Pemimpin' yang dipandu Manajer Content TribunGorontalo.com, Aldi Ponge. (SCREENSHOT YOUTUBE TRIBUNGORONTALO)

Tribun: Berarti Kota Gorontalo sudah banyak tau?

RS: Sudah tau, karena sudah keliling-keliling, dua Minggu ke pantai Olele, kalau lari sekitar kota saja.

Tribun: Selamat pak sukses digelarnya half martahon ini. Ada ribuan peserta pak ya yang ikut?

RS: waduh terimakasih. Lumayan, target kita itu 200, terakhir ada ketambahan lagi 200 jadi totalnya 2.200 peserta

Tribun: Ini skala nasional pak?

RS: Jadi kita ingin mengajak masyarakat itu pertama hidup sehat lah. Kita berlari paling tidak jalan kaki, kita olahraga yang pasti ada aktivitas untuk menambah kebugaran.

Kedua, kita ini mengajak masyarakat juga bahwa even lari itu betul-betul bisa jadi even nasional sehingga masyarakat yang datang ke sini makin banyak lagi 

Apalagi kalau kita rutinkan setiap tahun jadi kita setting standar tinggi dan Alhamdulillah kemarin mendapat respon yang lumayan baik lah dari masyarakat.

Tribun: Banyak apresiasi dari masyarakat termasuk bahwa ini kegiatan even yang jarang apalagi lari. Tapi ini tidak menggunakan APBD ya?

RS: Gak, jadi kita sama sekali kita tidak menggunakan APBD. Jadi dari awal itu pertama kali saya diajak lari oleh teman-teman komunitas yang kebetulan mereka melihat IG saya hobi lari jadi mereka bilang, pak bikin dong even.

Tadinya kita mau membuat even itu di bulan Juli kalau saya tidak salah bertepatan dengan karnaval karawo tapi saya pikir jangan terlalu mepet kita ingin menyiapkan sebaik mungkin sehingga even ini gaung lebih besar lagi. 

Jadi kita tetapkan dengan hari Sumpah Pemuda, pada Oktober, setting awal di akhir supaya kita punya waktu. Ternyata kita membuat proposal, kita serahkan ke sponsor, ternyata sponsor antusias untuk membiayai even ini.

Jadi betul-betul pemerintah daerah tidak mengeluarkan uang satu sen pun untuk kegiatan ini.

Tribun: Bahkan kemarin ada yang bilang bahwa ini even yang cukup besar untuk Provinsi Gorontalo. Pak selain untuk mengajak masyarakat untuk hidup sehat.

Kemarin saya ikut itu ada beberapa pengusaha yang ikut lari, pak Gub apa tujuan lain kegiatan ini, apa untuk mendatangkan investor atau gimana?

RS: ya paling tidak kita mengenalkan lah, banyak orang dari luar Gorontalo khususnya dari Jakarta dan masih belum tau Gorontalo. Bahkan, teman-teman saya yang saya undang ke sini pun baru pertama kali ke Gorontalo dan mereka melihat potensinya sangat luar biasa.

Jadi even ini kita bungkus untuk Sport Tourism, bagaimana mereka berwisata sekaligus mereka melakukan even olahraga jadi kalau even ini kita siapkan dengan baik dan rutin bahkan tidak perlu setahun sekali, mungkin kita bisa selang-seling mungkin ada even sepeda atau even Duathlon dan lain sebagainya.

Mungkin itu bisa mengundang masyarakat untuk hadir dan mulainya dari berwisata dulu. Ada istilah tourism trade Investment.Jadi semua bermula dari berwisata, mereka senang, mereka suka maka mereka akan melanjutkan lagi untuk berdagang, ada trade, mereka suka lagi, mereka akan invest.

Ini yang harus kita dorong, mulai dari berwisata, perdagangan dan terkahir semoga mereka mau berinvestasi di sini.

Kalau kita lihat kan kemarin, kita kehabisan kamar, hotel di sini, mereka kan kalau investor melihat, ini peluang bagus, bisa saja mereka membuat hotel baru di sini dan lain sebagainya.

Tribun: Pak kegiatan ini akan dilanjutkan?

RS: Ya semoga saja, kalau saya kan tugas saya hanya sebagai Pj. Semoga pemimpin berikutnya bisa mengulang lagi bahkan membuat even ini lebih baik dan lebih besar lagi, saya berharapnya seperti itu.

Dan even ini diharapkan juga oleh masyarakat bahwa even ini reguler rutin dijalankan Provinsi Gorontalo.

Tribun: Kemarin kami sempat wawancara anggota DPR-RI pak Rachmat Gobel, beliau berjanji untuk melanjutkan ini lagi ke depan, bagaimana tanggapan bapak?

RS: Ya oke banget, sebarnya saya ingin Gorontalo Half Marathon ini kayak menjadi ikonnya Gorontalo, mungkin kalau ada sponsor mungkin akan menjadi title sponsor, kaya di Bali kan ada mybank Bali marathon, title sponsor ya mybank lalu bank Jateng Borobudur marathon dan itu sudah menjadi title sponsor jadi kita ingin siapapun sponsornya kalau pak Rachmat Gobel mau ya silahkan jadi title sponsor sehingga ini akan menjadi lebih bagus lagi bahkan reguler setiap tahun. Bisa dijalankan.

Tribun: Banyak Tribuners yang ingin tahun pak Rudy Salahuddin ini siapa sebenarnya?

Bagaimana perjuangan hidupnya tidak serta merta langsung sukses, bisa balak ceritakan masa kecil,kuliah dan sampai sukses?

RS: Saya lahir di Jakarta walaupun orangtua saya berasal dari Sumatera Selatan tetapi sebelum saya lahir orangtua saya sudah di Jakarta, jadi saya lahir dan besar di Jakarta.

SD saya di Regina Pacis Jakarta itu sama dengan pak Lilik Oetama (CEO Kompas Gramedia) lalu saya SMP pindah di SMP Al Azhar di Kemayoran lalu saya melanjutkan di SMA Negeri 3 Jakarta, pak Rachmat Gobel juga di SMA Negeri 3 bahkan beliau menjadi Ketua Umum Alumni SMA 3.

Lalu saya melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Indonesia (UI) di Depok. Saya angkatan pertama waktu itu di Depok jadi saya yang menyambut Presiden Soeharto di UI di Depok, selanjutnya saya S2 di universitas di Amerika.

Pulang saya masuk kerja di Bappenas. Impian saya waktu itu tidak ingin jadi PNS tapi saya ingin jadi pegawai Bappenas.

Ini lembaga dulu keren, dari ekonom. Orang hebat pasti lulus dari Bappenas. Jadi wah keren banget nih Bappenas.

Saya mencoba melamar di Bappenas dan keterima waktu itu. 2 tahun kemudian saya dipanggil pimpinan. Ditawarkan sama pimpinan untuk sekolah lagi dan diberi beasiswa untuk S3. 

Saya juga kaget waktu itu, dua tahun kerja lalu diminta S3 karena waktu itu saya masih singlet, belum menikah ya udah saya terima, kapan lagi kan, lalu saya berangkat ke Amerika untuk melanjutkan S3. 

Saat-saat sekolah itu saya menikah dan punya anak lahir di sana. Begitu pun pulang langsung diangkat jadi eselon tiga di Bappenas sampai dengan 2007. Waktu itu saya diajak pak Muhammad Luthfi, karena beliau waktu itu menjadi kepala BPN, saya diajak, kebetulan pak Luthfi itu teman waktu SMP saya di Al Azhar.

Beliau bilang, ikut bantu deh jadi Eselon dua sampai dengan 2015 saya ikut lelang jabatan, ikut seleksi menjadi eselon dua di deputi satu, menjadi deputi kemenkom perekonomian.

Beberapa kali seleksi saya tidak nyangka saya bisa terpilih jadi deputi karena waktu itu dua bulan lebih gak ada kabar sama sekali, ya udahlah saya jadi pelengkap derita saja. Akhirnya saya diumumkan saya yang menjadi deputi di situ.

Dan akhirnya saya menjalankan aman itu dari 2015 sampai dengan sekarang ini.

Jadi sudah 9 tahun lebih saya menjadi deputi empat di kemenkom perekonomian. Yang tugasnya ruang lingkupnya ekonomi digital, ekonomi kreatif, UMKM, kewirausahaan, ketenaga kerjaan, advokasi termasuk kartu pra kerja, kami yang membidangi kartu prakerja itu.

Tribun: Pak sebelum kita membahas lebih jauh karier itu, tadi bapak bilang masa kecil di Bappenas, mungkin kecil cita-cita apa begitu?

RS: Dulu kan masih tidak jelas, ada pilot, ada dokter tapi akhir semua tidak jadi kan.

Saya masuk teknik sipil karena orang tua saya lalu teknik sipil di ITB, beliau yang mengarahkan saja, teknik harus sipil gitu kan. Yang ada di pikiran saya itu cuman teknik.

Jujur waktu saya kuliah teknik sipil, kuliah saya lama, enam tahun saya lulus waktu itu. Banyakan main, aktivis, olahraga, bahkan dulu kan pernah ikut polatnas  jadi banyak menyita waktu akhir kuliah mundur.

Tribun: Hobi masa kecil lalu apa pak?

RS: waduh lalu hobi saya memang olahraga. Saya mulai dari base ball, taekwondo, bahkan kemarin saya pernah menjadi pengurus.

Tribun: Pj Gubernur apa yang menarik di Gorontalo?

RS: waktu saya diberitahu siap-siap jadi Pj gubernur, saya jadi blank, yang ada di benak saya itu apa yang harus saya lakukan di Gorontalo, karena saya belum mengenal Gorontalo.

Saya belum mengenal Gorontalo saya pernah ke Gorontalo waktu itu satu hari satu hari tugas dan kedua balik hari tidak sampai menginap, saya datang pagi pulang siang.

Saya pelajari juga bahwa Gorontalo ini masa kejayaannya sejak dulu kala bahkan sudah sangat hebat.

Banyak juga orang hebat lahir di Gorontalo, saya pikir ini cukup mentang gitu ya saya melihat Gorontalo, saya waku itu sangat antusias bisa diterima masyarkat Gorontalo dengan segala keterbatasan saya. Saya ingin apapun yang saya lakukan ini bisa membuat Gorontalo lebih baik lagi.

Saya liat tantangnya mungkin fisicalnya sangat kecil, APBD sangat kecil tapi masyarkaat juga tidak banyak dan kabupaten/kota hanya sedikit, jadi saya pikir ini cukup menarik kita benahi sama-sama untuk ke depannya Gorontalo.

Tribun: Pak Gub, respons keluarga saat dikasih tau pak gub akan menjadi pejabat di Gorontalo, bagaimana respons keluarga?

RS: kebetulan anak saya tidak di Jakarta, anak saya sekolah di luar. Saya dengan istri, eh kita ke Gorontalo, istri saya juga bingung, waduh Gorontalo ada apa ya? Istri saya belum pernah menginjak sulawesi selama ini. Sampai ke Gorontalo istri saya belum pernah menginjak pulau sulawesi, ini menarik juga.

Ya udah ikut ajalah, emang saya harus tinggal di situ terus? Saya bilang memang harus kan jadi ketua penggerak PKK. Jadi harus ada di situ tapi ternyata istri saya cepat beradaptasi dan suka serta cepat menyesuikan. Kebetulan aktivitas PKK langsung ke masyakrat.

Tribun: Pak gub ini sudah 5 bulan di gGorontalo sejak dilantik 17 Mei, apa yang pak gub liat yang spesial di Gorontalo?

RS: Jadi kalau saya list dari statistik Gorontalo dan saya  juga banyak berdiskusi dengan teman teman di sini di Pemprov dan instasi vertikal, ternyata agak unik Gorontalo ini.

Dulu sebelum covid pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional nah setelah covid, pertumbuhan ekonomi jatuh di bawah nasional dan sampai sekarang tidak bisa melebihan rata-rata pertunbuhan ekonomi nasional.

Ini yang menjadi tantangan sebenarnya untuk kita. Ini yang harus kita gali kenapa kita sangat susah meningkatkan. Bahkan, kontribusi ekonomi kita di regional Sulawesi saja kita paling kecil. Sulawesi Selatan 44 persen, lalu Sulawesi Tengah, lalu Sulwesi Utara lalu Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat baru kita Gorontalo terakhir yang hanya 3,7 persen.

Ini kan menjadi chalange untuk kita, kita harus melihat kembali struktur ekonomi kita supaya bisa meningkat lagi.

Mungkin kita basis pertanian berbasis tanaman pangan kemudian pelan-pelan kita ubah pda pertanian berbasis perkebunan.

Lalu potensi apa apa lagi yang ada di Gorontalo yang bisa kita dorong, misalnya sapi. Selama ini kan Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara banyak bergantung sapi dari kita, kita pasok, tetapi yang kita kirim selama ini sapi hidup.

Nah, kenapa gak kita buat RPH modern yang terintegrasi supaya nantinya ada industri turunan lagi di situ.

Kita bisa jual karkas, kalau kita jual karkas kan ada velue editnya. Nanti ada industri lain di sini, misalnya industri penyamakan kulit apakah industri food mid prosesing. Itu kan luar biasa gitu loh kita bisa lakukan di sini. Sehingga industri di juga tumbuh.

Kalau sekarang primadona kita di jagung mungkin pelan-pelan kita imbangi dengan perkebunan. Karena jagung di sini kita ketahui lebih di dominasi jagung pakan bukan konsumsi.

Nah, jagung pakan ini kan peternakannya lebih banyak di pulau Jawa dan Sumatera. Sehingga kalau kita produksi pakan ternak di sini, ongkos ke Jawa, mahal akhirnya kita hanya untuk menampung jagungnya lalu dikirim ke Jawa Timur mereka yang memproses. Kan sayang, gak ada industri yang tumbuh di sini.

Ini yang menjadi perhatian kita juga, 23 tahun kita menjadi provinsi tetapi tidak ada satu kawasan industripun di Gorontalo . Nih yang jadi tantang kita bagaimna kita bisa buat kawasan industri sehingga masyakrata atau SDM di sini tidak keluar, mereka bisa bekerja masuk ke dalam ekosistem kawasan industri itu, apakah di kawasan industrinya atau nanti di suporting kawasan industri.

Kalau jadi kawasan industri kan banyak bangkitan dan terikan yang akan kita dorong.

Tribun: Saya sekilas melihat latar belakang pendidikan anda teknis sipil engginering manejement. Tertarik juga disinggung soal kawasan industri, apakah pak gub sudah memberi arahan atau mempersiapkan ini pada pemimpin selanjutnya?

RS: Kita kan mendorong kawasan industri ini, kebetulan di Pohuwato juga mendorong juga kawasan industri yang pani kemudian di Gorontalo Utara ada kawasan industri anggrek.

Ini kan sangat bagus dan kita berharap siapapun pemimpinnya nanti meneruskan untuk mendorong investor membuat kawasan industri.

Sayangkan sumber daya alam kita bagus, sumber daya manusia kita banyak, kemudian polulasi kita didomuniasi oleh anak-anak muda yang produktif. Harusnya kita bisa lah, ekonomi kita lebih tumbuh lebih baik ke depan.

Saat ini provinsi juga sudah menyelesaikan RPJP dan saat ini sedang menyusun RPJM. Nah, di RPJM ini menjadi payung dari pemimpin berikutnya untuk menjalankan pemerintahan.

Tribun: Pak Gub kembali ke Gorontalo soal wisatanya ini menarik dan kulinernya, pak gub tertarik apanya?

RS: Kalau kuliner saya hampir suka semua

Tribun: di sini pedas-pedas?

RS: itu yang agak menyiksa saya sebenarnya karena saya tidak suka pedas. Tetapi makanan Gorontalo, kayak Ilabulo, Binthe bikuhuta (milu siram) itu luar biasa

Tribun: suka itu?

RS: Bukan suka lagi itu favorit saya itu, itu betul-betul saya suka itu makan dua itu.

Dan lagi ada kue lain ya mungkin setiap acara kuenya hanya itu itu tapi rata-rata saya suka semua makannya.

Apalagi rahang tuna, ada prekedel nike waduh itu luar biasa, buat saya itu mantap.

Tribun: Pak ini kan presiden sama wapres dan menteri-menterinya telah dilantik pekan lalu, apa maknanya sama Pj Gub dan optimismenya ke Gorontalo seperti apa?

RS: Ya kita berharapkan saya liat kan kepemimpinan pak Prabowo ini ingin bisa membuat pemerataan pembangunan. Nah, ini saya rasa selaras juga dengan kita supaya bisa kita lebih baik yang ada di Gorontalo.

Jadi saya liat fokusnya lebih kepada pertanian, dan lokal kita musti di tingkatkan jadi saya rasa ini yang harus kita selaraskan dengan pembangunan yang ada di Gorontalo.

Ke depannya nanti peremonomian kita bisa jauh lebih baik apabila kita didukung juga oleh pusat, kita ingin APBD kita bisa ditingkatkan, supaya kita bisa bergerak. 

Jadi selama ini APBD kita hanya kecil dan habis bayar rutin saja seperti bayar gaji pegawai dan sebagiannya. Bahkan PAD kita bergantung pada pajak kenderaan bermotor ini yang mungkin lebih kreatif meningkatkan lagi PAD

Tribun: Pak Gub tribuners ingin tau apa tugas utama yang diberikan Mendagri kepada seorang pj?

RS: Waktu Mendagri melantik itu pesannya ada beberapa hal, yang pertama bagaimana menjaga stabilitas politik untuk menghadapi pilkada serentak 27 November. 

Kita diminta untuk berkoordinasi dengan stakeholder dengan masyarakat dan tokoh agama, tokoh masyarakat dan forkopimda untuk menjaga kondusifitas dan stabilitas politik di Gorontalo.

Kemudian terkait dengan inflasi, saat pertama masuk itu inflasi Gorontalo itu rengkin satu di atas tapi alhamdulilah sudah turun bahkan kita sudah di posisi bukan di atas lagi sudah masuk di-range yang telah ditentukan pemerintah, dua stengah persen plus mines satu. Jadi kita sudah di 2,78 persen, alhamdulillah inflasi ini bisa terkendali.

Yang ke tiga diminta bagaimana menurunkan stunting dan kemiskinan ekstrem. 

Kemiskinan ekstrem dan stunting ini kan semacam satu kesatuan. Biasanya orang yang lahir stunting itu kalau kita kiat backroundnya pasti mereka miskin bahkan miskin ekstrem. Kalau kita bedah lagi yang betul-betul miskin ekstrem di Gorontalo ini rumahnya tidak layak mereka tidak punya tempat untuk mandi.

Kemarin kita lakukan road show dengan kabupaten kota dan data itu kita akan lakukan untuk mengintervensi sekaligus jadi kita fokus di locus yang ada semunya di situ.

Ini yang mau kita mau intervensi dulu, sehingga kita bisa satu anggaran kita bisa menyelsaikan berbagai permaslahan.

Tribun: Intervensi seperti apa yang akan dilakukan di situ?

RS: Kita berikan bantuan lalu perbaikan rumah dan makanan tambahan dan lain sebagainya. Hal itu kita fokuskan sampai dengan periode saya dilakukan terus menerus.

Tribun: Bagaiamana soal kemanan di Gorontalo apalagi saat Pikada?

RS: Alhamdulillah dengan formopimda kita saling berkoordinasi dan alhamdulillah stabilitas kemanan di sini sangat kondusif mungkin tingkat kerawanan kecil.

Jadi kita berharap masyarakat menjaga ini sama-sama keamanan untuk menjelang Pilkada dan harus dipastikan tingkat partisipasi masyarakat untuk pilkada karena suksesnya pilkada ini lebih kepada bagaimana tingkat partisipasi masyarakat untuk pilkada ini.

Ini yang kita dorong kepada masyarakat berparitisipasi aktif untuk menilih pemimpin yang akan memimpin daerahnya lima tahun ke depan.

Tribun: Salah satu tugas yang perlu dijaga pak gub adalah menjaga netralitas ASN, nah upaya apa yang telah dilakukan pak gub?

RS: kita sudah edaran kabupaten kota untuk bisa mendorong dan menghinbau untuk bersifat netral, kami sendiri juga sudah membuat deklrasi saat 1 Oktober itu hari kesaktian pancasila dan kita sudah mendeklrasikan bersifat netral pada Pilkada ini dan kita akan berikan sanksi jika terlibat.

Tribun: Soal inflasi yang turun apa yang dilakukan sampai turun?

RS: Jadi kita intervensi, kita ada TPID m, kita rajin wa grub dan saling rapat koordinasi untuk menjaga stabilitas harga. Dan kita pantau harian dan mingguan bahan pokok yang akan naik.

Kita juga sudah buat gerakan pangan murah di tiap kabupaten, itu selama tahun 2024 dan ada sisa hingga akhir tahun ini.

Tribun: Apakah ada kendala saat menurukan inflasi ini?

RS: kalau year on year tidak bisa kendalikan karena year on year basisnya tahun lalu tapi yang harus kita jaga dari bulan ke bulan dan alhamdulillah terkendali.

Ada hal yang saya pelajari nanti di Gorontalo penyumbang inflasi cabai ini khas, di Gorontalo dan Sulawesi Utara ini khas. Jadi kalaupun kita kirin dari Jawa, tidak ada yang beli.

Akhirnya gerakan tanam cabai itulah yang kita dorong. Mulai dari tingkat sekolah, kantor-kantor masyakrat kita ajak untuk menanam cabai supaya tidak terjadi cabai.

Kita supaya tidak sorter, maka kita bust tanam cabai besok juga akan ada launching gerakan tanam cabai.

Tribun: Anda dilantik setelah APBD tahun ini sudah ditentukan, kita ingin tau apa yang menjadi unggulan pak gub selama bulan terakhir ini?

RS: Kami hanya menjalankan perintah dari pusat, dan kita diberikan arahan terap masi tentang inflasi dan soal miskin ekstrem.

Tribun: ini kan akan ada pergantian gubernur baru? Apa yang dipersiapkan pak pj termasuk program anggaran apakah akan menunggu atau kita tetap jalan?

RS: Nah kita kan ada RPJP itu menjadi dasar siapapun yang jadi pemimpin nanti dan tinggal menyesuaikan lagi. Namun skalanya lebih mikro lagi.

Tribun: Kepimpinan anda lima bulan ini memimpin, banyak yang menganggap anda gubernur sebenarnya. Bagaimana tanggapan anda?

RS: Kalau saya hanya menjalankan amanah saja intinya saya ingin berbuat baik kepada semua orang dan kecintaan kepada Gorontalo sudah tidak bisa diragukan lagi, apapun yang saya lakukan murni dan tulus untuk Gorontalo tidak ada kepentingan apapun untuk saya, hidup saya sudah cukup tidak perlu aneh-aneh, semua saya jalankan istikomah untuk betul-betul membangun Gorontalo.

Tribun: sebegitukah cintanya anda dengan Gorontalo ini?

RS: terlalu banyak yang bisa kita lakukan asal kita kreatif masa kita 23 tahun jadi provinsi masa tarif hidup kita tidak bisa jadi lebih baik dari Sulawesi lain. Oleh sebab itu saya malah lebih cinta dengan Gorontalo.

Itu perlu ditopang oleh masyarkat dan stakeholder. Jangan ada investor masuk kita ributin, kita kan menjaga kondusivitas. 

Investor sudah masuk saja sudah sangat beruntung kalau tidak ada investor mau jadi apa kita. Lapangan kerja susah.

Jadi ini kita harus pikirkan bersama bagaimana memajukan Gorontalo.

Tribun: Pak Gub posisi anda sebagai pejabat gubernur sangat strategis apakah ada parpol yang akan ganggu anda untuk tidak netral di pilkada?

RS: Alhamdulillah sampai dengan saat ini tidak ada karena saya dekat dengan banyak orang. Paling tidak saya kenal mereka dan mereka kenal saya, dan mereka tidak menganggu saya dan sampai saat ini tidak ada yang ganggu saja jadi tidak ada intervensi apapun.

Tribun: Apa harapan anda Gorontalo 20-25 ke depan?

RS: Saya harapakan saya ingin Gorontalo jauh lebih maju daripada provinsi lain di sulawesi. Sumber daya kita lumayan bisa kita dorong asalakan kita pintar mengelolahnya.

Kita punya mas, perak dan tembaga dari ujung ke ujung. Pertanian kita cukup baik asal kita sama sama kompak tidak saling menganggu, jaga iklim investasi ini, kita permudah investasi. 

Banyak yang bisa di akukan Gorontalo saya yakin 20 tahun ke depan Gorontalo bisa lebih maju dari sekarang dan saya yakin itu dan Gorontalo belum tereksploitasi sebaik mungkin, inilah yang kita harapkan tumbuh industri di sini.

Tribun: Padahal Gorontalo banyak tokoh-tokoh nasionalnya?

RS: betul tetapi orang Gorontalo yang sudah sukses di luar, hampir tidak ada kembali lagi untuk membangun Gorontalo sangat disayangkan. Ini apa yang salah? Sehingga banyak yang sukses tidak kembali di Gorontalo, mereka sukses terkenal di luar Gorontalo walaupun mereka orang Gorontalo ini yang barus jadi cambuk untuk kita ke depan.

Tribun: Ini menjelang pencoblosan pak gub akan banyak tugas, bagaimana pak gub tips mengatur waktu dan kesehatan?

RS: Kalau saya siklus hidup lumayan teratur, tidur jam berapa, makan jam berapa, olahraga jam berapa termasuk rapat saya disiplin, kalau diundang jam 7, ya udah jam 7. 

Ini berlaku juga untuk teman-teman dan masyarakat Goronto bahwa kita harus disiplin dengan waktu.

Tribun: Ini masih momentum sumpah pemuda mungkin ada harapan ke anak muda?

RS: Saya rasa kembali menjaga kesatuan dan persatuan. Banyak anak muda yang sering beraudiensi bahkan mahasiswa bukan dari Gorontalo ,banyak dari Sulawesi Tengah dan Utara yang daerah sekitar paling tidak ini kita jaga persatuan dan kesatuan. Supaya kita bisa jaga untuk membangun Gorontalo.

Tribun: apa pesan anda untuk warga terutama menjelang pencoblosan dan pembangunan Gorontalo?

RS: Saya harap semua masyarakat dapat berpartisipasi, karena kesuksesan pilkada ada pada berapa yang berpartisipasi.

Untuk ke depan saya rasa kita berharap siapapun pemimpin ke depan bisa memajukan Gorontalo. (*/Jefry Potabuga)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved