Internasional

Anak 10 Tahun Tewas Ditikam dalam Perjalanan ke Sekolah

Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan mendalam, baik dari pemerintah Jepang maupun China, terutama karena serangan ini terjadi saat korban sedang dal

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
FILE
Jepang telah meminta penjelasan dari otoritas Tiongkok terkait masalah ini. 

TRIBUNGORONTALO.COM — Tragedi memilukan terjadi pada Rabu pagi di Shenzhen, China, ketika seorang anak laki-laki berusia 10 tahun meninggal dunia setelah ditikam oleh seorang pria berusia 44 tahun di dekat Sekolah Jepang di kota tersebut.

Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan mendalam, baik dari pemerintah Jepang maupun China, terutama karena serangan ini terjadi saat korban sedang dalam perjalanan menuju sekolah.

Kejadian tragis itu berlangsung sekitar pukul 8 pagi waktu setempat, saat anak tersebut tengah berjalan menuju sekolah.

Baca juga: Dukungan Mengalir untuk Kamala Haris di Pilpres Amerika 2024, Dianggap Wanita Pintar

Pelaku serangan langsung ditangkap oleh pihak berwenang China di tempat kejadian.

Korban sempat mendapatkan perawatan intensif, namun nyawanya tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia pada dini hari Kamis.

Menteri Luar Negeri Jepang, Yoko Kamikawa, mengungkapkan rasa penyesalan yang mendalam atas insiden ini.

"Saya sangat menyesali kejadian ini," ungkap Kamikawa di depan wartawan.

"Tindakan keji seperti ini seharusnya tidak terjadi di negara mana pun, terlebih terhadap anak yang tidak bersalah dan sedang dalam perjalanan ke sekolah," katanya. 

Tuntutan Keamanan Lebih Ketat dari Jepang

Pemerintah Jepang bereaksi cepat terhadap tragedi ini dengan meminta penjelasan lebih rinci dari pihak China mengenai serangan tersebut.

Jepang juga mendesak agar langkah-langkah keamanan di sekitar fasilitas pendidikan Jepang di China diperketat untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Namun, baik otoritas Jepang maupun China belum mengungkapkan kewarganegaraan korban.

Meski demikian, situs web Sekolah Jepang di Shenzhen menyatakan bahwa sekolah tersebut memang diperuntukkan bagi anak-anak warga negara Jepang, meskipun Jepang tidak mengakui kewarganegaraan ganda bagi orang dewasa.

Serangan ini terjadi pada hari yang sensitif, di mana China memperingati insiden tahun 1931 yang memicu perang antara kedua negara.

Tanggal tersebut masih menjadi momen yang penuh ketegangan dalam hubungan diplomatik antara China dan Jepang, yang selama beberapa waktu terakhir terus berada dalam kondisi rapuh.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved