Viral Lokal

Polisi Ungkap Dua Fakta Terbaru Kasus Penganiayaan Siswa SMKN 1 Gorontalo, Tidak Ada Perundungan

Polresta Gorontalo Kota juga telah memeriksa saksi-saksi lainnya.  Berdasarkan penyelidikan, terdapat dua fakta terbaru yang sebelumnya belum terungk

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
Tangkapan layar Facebook
Screenshot video penganiayaan siswa SMK Negeri Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Polresta Gorontalo Kota mengungkap fakta terbaru soal dugaan perundungan di SMK Negeri 1 Gorontalo. 

Kapolresta Gorontalo Kota, Kombespol Ade Permana, melalui Kasat Reskrim Kompol Leonardo Widharta, menjelaskan bahwa unit Reskrim Polsek Kota Utara telah memeriksa empat terduga pelaku dan korban.

Polresta Gorontalo Kota juga telah memeriksa saksi-saksi lainnya. 

Berdasarkan penyelidikan, terdapat dua fakta terbaru yang sebelumnya belum terungkap.

Pertama, korban berteman baik dengan empat terduga pelaku penganiayaan.

Mereka bahkan sudah tiga kali minum minuman keras bersama di belakang gedung SMKN 1 Gorontalo.

Kedua, AR (14) dikeroyok oleh empat siswa.

Namun menurut Kompol Leonardo, pihaknya menyimpulkan tidak ada tanda-tanda perundungan terhadap korban.

“Tidak semua Kekerasan yang dilakukan siswa terhadap siswa lain berupa bullying. Kita harus lebih mencermati mana bullying mana penganiayaan,” ucap Kompol Leonardo, Minggu (15/9/2024).

Lebih lanjut, Kompol Leonardo menjelaskan bullying adalah tindakan kekerasan fisik atau psikis yang dilakukan secara berulang oleh seseorang atau kelompok tertentu terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri.

"Sementara dari hasil penyelidikan ini kali pertama kejadian yang dialami korban. Sementara korban dan empat anak ini tidak ada permasalahan, dan sudah ketiga kalinya mengonsumsi miras secara bersama sama," jelas Leonardo.

Korban juga dipukul oleh empat terduga pelaku menggunakan tangan kosong atau tanpa alat bantu.

"Jadi apapun alasannya tidak dibenarkan melakukan penganiayaan, baik dengan dalih untuk menyadarkan korban dari kondisi mabuk," tuturnya.

Leonardo pun mengajak para orang tua untuk membangun komunikasi dengan anak. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja berupa miras hingga penganiayaan.

"Tanggung jawab anak tidak hanya dibebankan kepada pihak sekolah maupun aparat penegak hukum, tapi lebih pada orang tua agar dapat mengawasi dan menjaga anak-anak mereka," tandasnya.

Baca juga: MUI Gorontalo Minta Pemerintah Sanksi Kepsek SMKN 1 Gorontalo soal Dugaan Perundungan di Sekolah

Kronologis

4 siswa diamankan polisi gara-gara aksi perundungan.
4 siswa diamankan polisi gara-gara aksi perundungan. (Kepolisian)

Kepolisian Sektor (Polsek) Kota Utara mengungkap kronologis dugaan perundungan di SMK Negeri 1 Gorontalo. 

Pihak Polsek Kota Utara telah mengantongi barang bukti, hasil visum, serta keterangan saksi.

Kapolsek Kota Utara, IPTU Fredy Yasin lantas menceritakan awal kejadian dugaan perundungan tersebut.

Pada Selasa (10/9/2024), korban berinisial AR (14) dan empat terduga pelaku patungan untuk membeli miras di sekitar sekolah. 

"Korban dan terduga sekitar pukul 11.00 wita keluar sambil patungan untuk membeli minuman keras dan mereka mengonsumsi miras di sekolah," kata Fredy kepada TribunGorontalo.com, Kamis (12/9/2024).

Setelah meneguk miras, AR dalam kondisi mabuk itu mengajak duel para terduga pelaku sekira pukul 15.00 Wita.

"Korban ini sudah mulai mabuk sehingga mengajak empat rekan lainnya berkelahi. Sehingga terduga pelaku menampar, menyiram air, dan menendang korban, dan diikuti oleh teman-temannya yang lain," ucap Kapolsek Fredy.

"Penganiayaan di sekolah dipicu karena terduga pelaku kesal diajak berkelahi oleh korban yang saat itu sedang mabuk," tambahnya.
Saat AR dikeroyok, teman sebayanya datang dan langsung menghubungi orang tua AR.

Sekira pukul 18.30 Wita, AR dibawa orang tuanya menuju Rumah Sakit Multazam Kota Gorontalo dan dirujuk ke RSUD Aloe Saboe. 

Kapolsek Fredy juga menegaskan para terduga pelaku tidak memaksa korban ikut pesta miras.

"Tidak ada paksaan, jadi mereka berlima sama-sama mengkonsumsi minuman keras," tuturnya.

Kini dugaan perundungan di SMKN 1 Gorontalo ini masih terus diselidiki Polsek Kota Utara.

"Saat ini penyelidikan dan pemeriksaan terhadap empat orang terduga pelaku, untuk korban belum kami mintai keterangan," jelasnya.

Karena masih tahap pemeriksaan, empat terduga pelaku disebut belum ditahan.

"Untuk sekarang kami belum melakukan penahanan," papar Fredy.

 

Ikuti Saluran WhatsApp TribunGorontalo untuk informasi dan berita menarik lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved