Internasional
Harga Jagung Naik Sementara Gandum dan Kedelai Mengalami Perubahan Tipis
Dengan ketegangan geopolitik yang terus meningkat, serta ancaman cuaca buruk seperti Badai Francine, pasar komoditas utama seperti jagung, gandum, dan
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM -- Harga jagung di Chicago Board of Trade (CBOT) mengalami kenaikan pada hari Kamis.
Sebelumnya harga jagung menyentuh level terendah dalam dua minggu, menyusul laporan dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA.
Sementara itu, harga gandum ditutup sedikit lebih rendah dan harga kedelai menguat setelah laporan USDA tentang kedelai tidak menimbulkan kejutan besar yang bearish (penurunan harga).
Kontrak jagung CBOT untuk pengiriman Desember ditutup naik 1-1/4 sen menjadi $4,06 per bushel, setelah sebelumnya turun ke $3,97, level terendah sejak 30 Agustus.
Sementara itu, harga gandum CBOT turun 3/4 sen menjadi $5,78-1/2 per bushel, dan harga kedelai berakhir naik 10-1/4 sen menjadi $10,10-3/4 per bushel.
Harga jagung menguat di sesi penutupan yang menurut para broker disebabkan oleh pergerakan teknis.
Sebelumnya, harga jagung sempat melemah pada tengah sesi setelah USDA dalam laporan bulanan pasokan dan permintaan menaikkan perkiraan hasil jagung AS pada tahun 2024 menjadi rekor tertinggi, yaitu 183,6 bushel per acre (bpa), naik dari 183,1 bpa bulan lalu.
Sebelumnya, analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan sedikit penurunan setelah cuaca kering di Midwest bulan lalu membuat tanaman tertekan.
USDA memproyeksikan produksi jagung sebesar 15,186 miliar bushel, yang akan menjadi hasil panen terbesar kedua dalam sejarah AS.
"Kenaikan perkiraan hasil jagung oleh USDA memang tidak diduga. Hal ini akan mengejutkan beberapa pihak," kata Angie Setzer, mitra di Consus Ag Consulting.
Namun, ia menambahkan bahwa para pedagang sekarang mulai memperhatikan laporan dari lapangan seiring dimulainya panen di wilayah Corn Belt. USDA melaporkan bahwa panen jagung telah selesai sekitar 5 persen hingga hari Minggu lalu.
Untuk kedelai, USDA mempertahankan perkiraan hasil panen AS tidak berubah dari bulan lalu pada 53,2 bpa, yang merupakan rekor tertinggi dan sejalan dengan ekspektasi pasar.
Hal ini memberikan dorongan bagi harga kedelai yang naik di akhir sesi perdagangan.
Di sisi lain, harga gandum CBOT ditutup sedikit lebih rendah karena tekanan dari pasokan gandum global yang melimpah.
Meskipun demikian, ketegangan yang meningkat di kawasan Laut Hitam, pusat utama ekspor gandum dunia, memberikan dukungan terhadap harga gandum.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Jagung-di-Desa-Saritani-Kabupaten-Boalemo-Gorontalo.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.