Universitas Negeri Gorontalo

Berdayakan UMKM dan Petani Jagung, Guru Besar UNG Lahirkan Penelitian Produk Emping Jagung

Guru Besar di Universitas Negeri Gorontalo, Ani Mustafa Hasan, memanfaatkan potensi hasil pertanian jagung.

|
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Herjianto
Prof. Dr. Ani Mustafa Hasan, M.Pd saat konferensi pers Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Grand Q Hotel Kota Gorontalo pada Jumat (30/8/2024) siang. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Guru Besar di Universitas Negeri Gorontalo, Ani Mustafa Hasan, memanfaatkan potensi hasil pertanian jagung. 

Penelitiannya itu mendapat respon positif dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) hingga akhirnya menggelontorkan anggaran Rp1,5 miliar. 

Anggaran itu dialokasikan untuk penelitian pusat unggulan strategi nasional (PUSN) selama tiga tahun berturut-turut. Penelitian dimulai sejak tahun 2017 hingga 2019. Masing-masing pencarian Rp 500 juta per tahun. 

Jumlah aggaran itu dialokasikan untuk pengembangan inovasi hasil penelitian usaha emping jagung di Gorontalo. 

"Saya dapet bantuan 1,5 miliar dari Kemenristekdikti, dan bantuan dari pemerintah daerah Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato," beber Ani Mustapa Hasan saat konferensi pers Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Grand Q Hotel, Kota Gorontalo pada Jumat (30/8/2024) siang.

Ani menyebut penemuannya berpotensi menggerakkan ekonomi masyarakat lokal. 

Inovasinya dalam mengelola jagung dinilai dapat membantu para pelaku usaha UMKM, termasuk petani jagung. 

"Karena sebagian besar petani kita hanya bisa memanfaatkan apa yang sudah ada, tidak mau menggali," ungkapnya. 

Hadirnya penemuan dan inovasi itu, menjadi angin segar bagi petani jagung di Gorontalo. 

Pasalnya, Gorontalo dikenal menjadi salah satu daerah produsen jagung di terbesar di Indonesia. 

Produk yang diberi nama Emping Jagung Binte'u itu kini Go Internasional.

"Produknya pernah saya bawa ke Mekkah, Arab Saudi, dan ke Jepang," tukasnya.

Ia mengklaim, emping jagung dibuat dalam waktu singkat, dari proses perendaman sampai pada proses pengeringan. 

"Kalau orang lain rendam jagung, itu bisa sampai satu malam. Bahkan rasa emping jagung sudah tidak terasa jagungnya," jelasnya. 

Eks Wakil Rekor III UNG ini menjelaskan rencana ekspor secara besar-besaran ke Jepang. Namun saat ini pihaknya baru mengirimkan sampel. 

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved