Penipuan Pegawai Disnaketrans

Kerugian Miliaran Karena Penipuan 2 Stafnya, Kadisnaketrasn Gorontalo Utara Ngaku Capek Hadapi

Felmy menjelaskan bahwa terduga pelaku Yusmaliana Olii Alias Nana dan Nurfadillah Nasaru Alias Dela menggunakan kop surat Disnakertrans Gorontalo Utar

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Wawan Akuba
free
Ilustrasi uang miliaran rupiah. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Gorontalo Utara, Felmy Ahmad Biahimo Amu, merasa dirugikan akibat kasus penipuan yang dilakukan oleh stafnya.

Felmy mengaku dirugikan dalam hal waktu, tenaga, dan uang karena harus menghadapi kasus tersebut.

"Karena masalah ini, saya merasa keberatan dan dirugikan secara waktu, tenaga, energi, bahkan uang, karena harus bolak-balik panggilan polisi," ungkap Felmy kepada TribunGorontalo.com, Senin (22/7/2024) malam.

Felmy meminta pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus penipuan tersebut.

"Saya minta polisi segera mengusut tuntas kasus itu," tegasnya.

Felmy menjelaskan bahwa terduga pelaku Yusmaliana Olii Alias Nana dan Nurfadillah Nasaru Alias Dela menggunakan kop surat Disnakertrans Gorontalo Utara tanpa seizinnya.

"Bahkan mereka memalsukan tanda tangan saya di surat usulan ke Kemnaker RI untuk melancarkan aksi mereka. Jadi saya minta kasus ini diusut tuntas," jelasnya.

Felmy juga membenarkan bahwa stafnya, Nana dan Dela, telah dilaporkan oleh beberapa pihak ke kepolisian.

Ia bahkan telah memenuhi undangan Polres Gorontalo Utara sekali dan Polda Gorontalo dua kali di Kriminal Khusus dan Umum.

Selain itu, Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Selatan juga mengundang Felmy untuk dimintai keterangan soal stafnya yang diduga melakukan penipuan.

"Kami juga bulan lalu (Juni) mendapatkan panggilan dari Polres Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya, tapi tidak bisa penuhi karena keterbatasan biaya," ungkapnya kepada TribunGorontalo.com saat ditemui, Senin (22/7/2024) siang.

Lebih lanjut, Felmy mengatakan bahwa Disnakertrans Gorontalo Utara tidak mengetahui persoalan penipuan tersebut.

Ia baru mengetahui modus penipuan iming-iming proyek setelah sejumlah korban datang ke Disnakertrans Gorontalo.

Ia juga telah melakukan pengecekan proyek fiktif itu ke Kemnaker RI.

"Tapi proyek itu tidak ada. Kemnaker juga telah menyurat ke kami bahwa proyek tersebut tidak ada," jelasnya.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved