Luar Negeri

Total 1.300 Jemaah Haji Meninggal di Makkah, Sebagian Besar Ilegal

Namun, dengan pertumbuhan penduduk global dan semakin banyak orang yang ingin melaksanakannya, haji menjadi tantangan tersendiri.

|
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
AFP
Seorang jamaah haji melakukan salat subuh di Gunung Arafat pada hari Sabtu. Suhu di Mekkah naik hingga 51,8°C tahun ini. AFP 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Ibadah haji di Arab Saudi adalah kewajiban penting bagi umat Islam yang mampu.

Namun, dengan pertumbuhan penduduk global dan semakin banyak orang yang ingin melaksanakannya, haji menjadi tantangan tersendiri.

Tahun ini, berita duka datang ketika lebih dari 1.300 jemaah haji meninggal dunia.

Penyebabnya cuaca panas yang ekstrem, dengan suhu di Makkah mencapai 51,8°C.

Ini bukan pertama kalinya insiden mematikan terjadi. Tragedi sebelumnya termasuk kebakaran di Makkah pada 1997 dan insiden desak-desakan di Mina pada 2015.

Baca juga: Sakit Hati Disebut Anak Haram, Remaja Wanita Tikam Ayahnya saat Tidur Pulas hingga Tewas

Setelah kejadian tersebut, Arab Saudi mengambil langkah signifikan untuk meningkatkan keselamatan jemaah haji.

Pemerintah Arab Saudi telah lama mendanai perawatan medis gratis bagi jemaah haji, termasuk mereka yang memiliki penyakit kronis.

Mereka juga menerapkan sistem pelaporan kematian akibat panas sejak 1982.

Investasi besar-besaran dilakukan untuk keamanan jemaah, dengan total lebih dari $253,26 miliar dihabiskan untuk proyek keselamatan jamaah haji antara 1992 dan 2013.

Teknologi canggih pun turut dilibatkan, seperti penggunaan drone untuk memeriksa jalur di tempat suci dan kartu pintar yang menyimpan informasi jemaah haji.

Pengelolaan pergerakan jemaah haji yang masif juga menjadi fokus utama.

Sistem kuota untuk setiap negara dan undian bertujuan untuk membatasi jumlah jemaah haji.

Selain itu, Arab Saudi menerapkan kebijakan visa untuk memastikan hanya jemaah yang memiliki izin yang dapat memasuki tempat suci.

Namun, penyelidikan atas kematian 1.300 jemaah haji mengungkapkan adanya perusahaan perjalanan wisata dan penyelundup yang tidak bertanggung jawab.

Mereka memanfaatkan celah dalam sistem, menawarkan haji dengan harga terjangkau atau melewati sistem kuota. Sebagian besar jemaah yang meninggal ternyata tidak memiliki izin resmi.

Baca juga: 8 Nama Bupati Boalemo Gorontalo Dari Masa Ke Masa

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved