Tribun Podcast

Cerita Cosplayer Anime Jepang Gorontalo di Tribun Podcast Anjangsana

Dalam podcast kali ini, bertajuk tentang cosplayer anime di Gorontalo yakni Kaoga (Komunikasi Anime Otaku Gorontalo). 

|
Penulis: Fernandes Siallagan | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
TribunPodcast ANJANGSANA bersama Cosplayer Anime Jepang di Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Narasumber dalam podcast Anjangsana kali ini adalah Virginia R taniyo alias Ichiannn dan Suwandi alias Suwandidam.

Keduanya adalah cosplayer yang biasanya memiliki nama panggung tersendiri, layaknya karakter yang dijalankan.

Dalam podcast kali ini, bertajuk tentang cosplayer anime di Gorontalo yakni Kaoga (Komunikasi Anime Otaku Gorontalo). 

Dengan sepak terjang dan usia yang tak lagi muda, Kaoga adalah pembuatan event anime terbesar di Gorontalo.

Event tersebut terkenal dengan nama Hulonthalo Matsuri yang digelar setiap tahunnya. Ingin tahu lebih lanjut? Simak tanya jawab dalam podcast berikut.

Baca juga: Tepuk Tangan untuk JK saat Persidangan Kasus Korupsi PT Pertamina, Majelis Hakim Tegur Penonton

Kenapa suka anime?

Kita tuh karena pertama suka dan nonton anime. Saat remaja pengen jadi karakter anime yang kita tontonin. Jadi saat dewasa pun tidak menutup kemungkinan kita masih suka.

Kalau aku pribadi aku suka karakter ini karena ada istilah husbu (husband). Jadi kita berdeluso kalau karakter ini adalah suami kita. Jadi kaya kita ngefans, kita cinta gitu. 

Menjadi cosplayer bukanlah hal yang mudah, publik itu menilai cosplayer anime jepang adalah wibu. Sebenarnya apa sih wibu itu?

Sebenarnya wibu itu, sebelum viral itu serapan dari weabu atau wanna be Japanese. Orang/individu yang sangat terobsesi menjadi orang jepang. Baik cara bicara maupun kebiasaan.

Sedangkan yang suka anime dulu dibilangnya otaku. Artinya seseorang yang sangat passionate terhadap hobinya. Misalnya suka buku sejarah, jadinya otaku sejarah.

Kalau ada ungkapan publik kepada cosplayer wibu, sebenarnya tersinggung atau bagaimana?

Awalnya masih denial sih, kaya orang freak. Padahal kalau kita cosplaykan bawa karakter.

Karakterkan bisa ser for everyone. Kalau kita di event jejepangan engga pas kostumnya ke anak kecil.

Kalau saya lihatnya cosplayer ini pelaku seni ya. Wibu ini terkesan jejepangan, tapi kita juga netapin nasionalisme di komunitas kita.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved