SMA Wira Bhakti Gorontalo

BREAKING NEWS Puluhan Siswa Kabur dari SMA Wira Bhakti Gorontalo Lewat Selokan dan Rawa

Puluhan siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Terpadu Wira Bhakti (WB) Gorontalo kabur dari asrama sekolah.

|
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Arianto
Ilustrasi - Siswa SMA Wira Bhakti Gorontalo kabur setelah diduga mengalami bullying dari senior mereka 

Pemilik Rumah, Rusdianto membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan sebanyak 30 siswa sejak Jumat dini hari sudah berada di rumahnya.

"Betul, sudah dari jam 3 subuh mereka di situ, saya dikasih tahu tetangga saat pagi hari ada dua orang di teras rumah, ternyata temannya lain ada di masjid," kata Rusdianto kepada TribunGorontalo.com melalui sambungan telepon, Minggu (12/5/2024) siang.

Rusdianto menjelaskan bahwa anaknya pernah bersekolah di SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo, sehingga memiliki hubungan pertemanan dengan salah satu siswa yang kabur.

"Mereka menghubungi anak saya, karena temannya anak saya ini dulu sering tidur di rumah," jelasnya.

Eks Danramil di Gorontalo Utara itu juga mengatakan puluhan siswa yang kabur ini karena sudah tidak tahan dengan perlakuan seniornya.

Baca juga: Biduan Nayunda Nabila Nizrinah Akan Diperiksa KPK Gara-gara Terima Saweran SYL Eks Mentan

"Saya sempat tanya mereka, katanya mereka sudah tidak tahan. Uangnya sering cepat habis karena sering dipalak sama seniornya, beli tisu, disuruh setrika, cuci piring seniornya," ungkapnya.

"Anak saya juga pernah sekolah di situ, karena dia tidak tahan dengan kelakuan seniornya, jadi saya pindahkan," jelasnya.

Kronologi

Pada saat ingin sholat, para siswa disebut mendapatkan perlakuan bullying.

"Mukena mereka diikat satu sama lain, mereka juga sering diminta untuk setrika baju senior dan nyuci piring senior padahal itu urusan pribadi masing-masing," ungkap keluarga siswa.

Tak hanya itu, para siswa juga dipaksa makan dengan porsi berlebihan dan harus dihabiskan.

"Padahal porsi itu tidak sesuai dengan porsi makan para siswa, takutnya siswa ini bisa kembung dan sakit karena dipaksa menghabiskan makanan itu," ucapnya.

"Bahkan kebutuhan senior seperti tisu dan kecap, para siswa ini disuruh belikan dengan uang mereka sendiri," tambahnya.

Selain itu perundungan lain yang dialami oleh siswa adalah sikap duduk sinden dengan posisi tumpuan badan berada di jari-jari kaki.

"Dan itu dilakukan selama berjam-jam, saking lamanya, posisi jari mereka itu lama kembali seperti semula," ujarnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved