Objek Wisata Gorontalo

Sejarah Berdirinya Objek Wisata Religi Bubohu Gorontalo

Wisata tersebut berkonsep dari seorang tokoh di Gorontalo yang memiliki gelar adat Taa Laa Pobahayu Wu'udu, Yosep Tahir Maruf.

Penulis: Husnul Puhi | Editor: Ponge Aldi
TRIBUNGORONTALO/HUSNULPUHI
Potret Desa Wisata Religi Bubohu Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Desa Wisata Religi Bubohu di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorongalo memiliki sejarahnya tersendiri.

Wisata tersebut berkonsep dari seorang tokoh di Gorontalo yang memiliki gelar adat Taa Laa Pobahayu Wu'udu, Yosep Tahir Ma'ruf.

Menurut cerita saudara kandungnya Yosep, yaitu Yeti Ma'ruf bahwa konsep pembangunan wisata religi tersebut sejak Yosep masih duduk di bangku SMA, yaitu Sekolah Pendidikan Guru (SPG).

"Waktu itu kan pak Yosep sekolah SPG. Ia bercita-cita Desa Bongo ini ramai, dan dampak ekonominya bisa berpengaruh ke masyarakat. Itu rencana pertamanya," ungkap Yeti saat ditemui, Kamis (9/5/2024).

Kata Yeti, Desa Bongo yang menjadi lokasi destinasi wisata religi itu pada awalnya adalah peninggalan kerajaan Bubohu.

Bukti sejarahnya tercatat di dokumen yang diarsipkan di Belanda. Pemegang dokumen aslinya adalah Ishak Ntoma seorang warga yang bermukim di Tapa, Bone Bolango. Sehingga, Yosep mencari dokumen tersebut.

Dari situlah, Yosep mulai mengonsep perjalanan pembangunan desa Wisata Religi Bubohu.

"Dari situ dia (Yosep) mulai mengonsepkan Desa Bongo ini menjadi desa yang banyak dikunjungi oleh wisatawan," cerita Yeti adik kandung Yosep.

Yeti mengakui, tiap kali Yosep merancang wisata religi tersebut, pasti akan didiskusikan bersamanya. 

Sehingga, seluruh rancangan dan konsep pembangunan wisata itu sudah diketahui terlebih dahulu oleh adiknya.

Bahkan, kata Yeti, perancangan destinasi wisata religi itu digambar oleh Yosep di atas tanah dengan menggunakan sebatang kayu.

"Jadi empat pondok walima ini sudah digambarkan oleh kakak saya di atas tanah waktu itu," tutur Yeti sambil menunjuk empat pondok walima yang sering dijadikan destinasi foto bagi para pengunjung.

Selain itu, berdasarkan konsep pemikiran Yosep, wisata religi itu ingin dijadikan juga sebagai pesantren alam di Gorontalo.

Yosep menginginkan, warga Desa Bongo bisa belajar mengaji dan mengkaji ilmu agama di tempat tersebut.

Karena itulah, empat pondok walima itu dibangun untuk dijadikan tempat menuntut ilmu agama oleh para warga.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved