Wisata Gorontalo
Danau Limboto Gorontalo Diprediksi Bakal Lenyap di Tahun 2025, Ini Faktor Penyebabnya
Danau Limboto menyimpan beragam sumber daya alam dan memiliki nilai sejarah, budaya, dan sosial ekonominya.
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
"Sebelumnya sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah, armada itu ada, tapi kurangnya di bagian SDM, jadi teman-teman kita bisa mengambil bagian disini," ungkapnya.
Baca juga: Dulu Mendadak Viral, Pulau di Tengah Danau Limboto Kini Sepi Pengunjung
Puluhan Burung Air Asia Mulai Migrasi Tinggalkan Danau Limboto Gorontalo
Puluhan burung Air Asia perlahan mulai keluar bermigrasi dan meninggalkan Danau Limboto Gorontalo.
Kondisi ini dijelaskan Iwan Hunowu, Anggota NGO Biodiversitas Gorontalo (Biota).
"Terhitung bulan Agustus itu mereka datang. Bulan Maret adalah waktu mereka kembali ke utara. Saat ini bulan Februari, dan terpantau mulai ada yang bermigrasi ke arah utara," ucap Iwan Hunowu kepada TribunGorontalo, Minggu (11/2/2024).
Sejumlah organisasi lingkungan melakukan sensus burung air Asia bertajuk “Asian Waterbird Census (AWC)”.
AWC merupakan kegiatan tahunan di Gorontalo. Kegiatan ini menjadi bagian dari kegiatan internasional.
Penyelenggaran di Indonesia dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wetlands International Indonesia, Yayasan EKSAI, Burung Indonesia, Burungnesia dan Burung Laut Indonesia.
Asian Waterbird Census merupakan bagian dari International Waterbird Census (IWC) yang bersifat global, yaitu kegiatan tahunan dengan basis jaringan kerja yang bersifat sukarela.
Tujuan sensus untuk mendukung pemutakhiran data. Juga sebagai serta peningkatan kapasitas dan penyadartahuan publik tentang nilai penting burung air dan habitatnya di Indonesia.
Pada siang tadi, tercatat sejumlah spesies burung tengah beraktivitas di sekitar danau.
"Berdasarkan hasil pantauan tim, sejumlah spesies ada yang mendominasi populasinya," ungkap Iwan.
Dengan menggunakan spotting scope dan monokuler, jenis kuntul paling mendominasi. Jumlahnya sekitar 120 ekor. Jenis lainnya adalah Blekok Sawah dengan jumlah 50-60 ekor.
Tak hanya itu, beberapa spesies juga teridentifikasi keberadaannya yakni, Gagang Bayam, Kedidi Golgol, Layan-layang Batu, Raja Udang, Elang, Blambangan Kuning, Trinil, Kutilang dan lain-lain.
Iwan mengatakan, saat ini Biota telah berhasil mengabadikan sekitar 130 spesies burung yang ada di Danau Limboto.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.